Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dengan Motor dan Alat Khusus, Iwan Pilih Jadi Tukang Servis Raket Keliling

Awalnya, Iwan merasa pesimistis dengan usaha yang dilakoninya tersebut

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Bian Harnansa

Laporan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jam tangan menunjukkan tepat pukul 09.00 WIB. Kesibukan pagi mulai terlihat di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung, Jawa Barat, di awal pekan ini. Kala itu ada yang baru berangkat menuju kantornya, kampusnya, dan ada pula yang baru sibuk dengan kegiatan lainnya.

Seperti yang terlihat di kawasan sarana olah raga di Jalan Lodaya, Kecamatan Lengkong. Sudah pasti banyak atlet yang tengah berlatih jelang pekan olaf raga (PON) XIX di kawasan tersebut. Namun di tengah-tengah kesibukan atlet, ada kesibukan yang terlihat berbeda. Namun bukan pedagang rokok atau pedagang kaki lima lainnya.

Di bawah pohon rindang yang tumbuh di pinggi jalan selebar enam meter samping kantor PSSI Jabar, seorang pria dengan sepeda motornya terlihat begitu sibuk. Kedua tangannya tengah memegang raket bulutangkis. Tapi jangan salah, pria yang belakangan diketahui bernama Iwan (45) ini bukan atlet olah raga bulu tangkis.

Warga Jalan Gudang utara ini sedang memperbaiki raket. Tangan kanannya memegang senar dan tangan kirinya memegang gagang raket. Ya, kala itu dia sedang memasang senar untuk raket pesanan atlet pelatda PON XIX.

Dengan menggunakan alat khusus yang terpasang di atas kursi sepeda motor bagian belakang, Iwan dengan lihai dan cekatan menyulam senar raket bulu tangkis tanpa takut kusut.

"Alhamdulillah sudah tujuh tahun melakukan profesi tukang servis raket keliling ini. Tapi kalau servis raket sudah saya jalani sejak 1995. Hanya saja dulu ikut orang (Toko. Red)," ujar Iwan ketika bercerita kepada Tribun.

Berita Rekomendasi

Iwan mungkin merupakan satu-satunya pria yang terbilang nekat ketika perekonomian Indonesia belum stabil. Dengan modal usaha yang berasal dari tabungannya selama bekerja di toko olah raga, ia memutuskan berkarya sendiri pada 2008. Ia membeli satu unit motor dan satu unit alat khusus untuk memperbaiki raket bulu tangkis.

"Waktu itu saya beli motor Rp 7 juta dan alat khususnya Rp 3,5 juta. Kemudian saya modifikasi sendiri alat khusus itu di motor saya. Alhamdulillah sampai sekarang masih bermanfaat," ujar Iwan.

Awalnya, Iwan merasa pesimistis dengan usaha yang dilakoninya tersebut. Bagaimana tidak, sebelumnya ia hanya meladeni pelanggan sesuai permintaan toko.

Dari kerjanya itu, ia mengantongi upah setiab bulan. Ia pun tak banyak pelanggan yang dikenalinya.

Namun ia tetap berupaya hingga akhirnya mulai banyak atlet yang memanfaatkan jasanya hingga saat ini.

"Sulit memang kalau pertama-tama. Banyak yang tidak percaya. Akhirnya saya pakai jurus muka tebal, setiap atlet saya rayu untuk mau menservis raketnya. Hingga akhirnya ada yang mau diservis meski harus dirayu berkali-kali," kata Iwan.

Alhasil, Iwan kini bisa sedikit tersenyum dengan kemauannya tersebut. Ia mengaku bisa mengantongi penghasilan dua bahkan tiga kali lipat dari upahnya dari bekerja di toko. Dengan pekerjaannya saat ini pun ia merasa bisa banyak mengenal orang dan lebih mandiri.

"Sekarang kalau lagi sepi paling dikit saya bisa memperbaiki 10-15 raket. Kalau ramai bisa sampai 50 raket. Memang usaha saya ini tidak pasti pemasukannya," kata Iwan.

Iwan mematok harga yang cukup murah untuk para pelanggannya. Tak jarang ia menerapkan sistem harga nego jika harus memperbaiki secara kolekftif. "Harga tergantung jenis senar yang dipasang. Semakin bagus kualitasnya, maka tarif pemasangannya semakin mahal. Paling murah Rp 65 ribu sampai Rp 150 ribu," ujar Iwan

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas