Memburu Atraksi Dolphin di Pantai Lovina Singaraja Bali
Syukurlah hari ini cuaca cerah dan ombak tidak terlalu tinggi. Kemungkinan kita akan melihat banyak sekali dolphin yang meliuk di permukaan air laut.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Bali, Kander Turnip
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Suasana Pantai Lovina, Buleleng, Bali, tampak masih terang tanah, pagi itu.
Jarum jam menunjukkan pukul 06.05 Wita.
Namun di tengah dinginnya pagi, puluhan jukung (perahu tradisional Bali) yang membawa wisatawan 'pemburu dolphin' bergerak dari bibir pantai menuju ke tengah lautan lepas.
"Syukurlah hari ini cuaca cerah dan ombak tidak terlalu tinggi. Kemungkinan kita akan melihat banyak sekali dolphin yang meliuk di permukaan air laut," ujar I Nyoman Suyasa, bendega (pengemudi jukung) yang kami tumpangi.
Wisatawan dikenai tarif Rp 100 ribu per orang untuk menumpang jukung yang jumlahnya maksimal 5 orang per jukung.
Saat itu kebanyakan 4-5 wisatawan lokal yang menumpang dalam 1 jukung, namun ada juga jukung yang ditumpangi hanya 2-3 orang wisawatan mancanegara.
Sekitar sepuluh menit perjalanan dari bibir pantai, Suyasa mematikan mesin jukungnya dan dia mengajak penumpang untuk melihat ke bawah.
Wow, di bawah air laut yang bening, terlihat jelas taman laut dan ikan-ikan yang bergerak riang.
Tampak bintang laut berwarna biru, tumbuhan koral, dan tanaman lainnya indah menghiasi pemandangan bawah laut.
Wisatawan di jukung yang jumlahnya lima orang itu pun bergantian mengabadikan keindahan bawah laut dengan kamerahandphone dan kamera kecil dengan fasilitas water proof.
Tidak lama. Jukung kemudian bergerak lebih ke tengah, ke arah timur.
Seolah berlomba dengan sekitar 40 jukung lain yang sudah lebih dulu bergerak dan yang menyusul di belakangnya.
Di titik sekitar 20 menit perjalanan dari bibir pantai, Suyasa dan para bendega lainnya mematikan mesin jukungnya.
Lalu dinyalakan kembali untuk dibelokkan menghadap ke barat.
Tak menunggu lama, teriakan demi teriakan yang memberitahukan adanya sekelompok lumba-lumba (dolphin) pun terdengar.
Semua jukung pun memburu ke arah suara.
Betul saja, sekelompok lumba-lumba yang berjumlah 4-5 ekor meliuk di atas permukaan air laut, bergerak membelakangi matahari terbit, alias
berenang dari arah timur menuju barat.
Lalu menghilang lagi. Begitu berulang-ulang.
Ini Rekomendasi Tempat Menginap di Sekitar Lovina
Pantai Lovina berjarak sekitar 85 km dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar.
Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 3 hingga 4 jam melewati jalur Denpasar, Mengwi Badung, Tabanan, dan masuk ke jalur jalan menuju Singaraja Buleleng, dan berbelok ke kiri menuju arah pantai.
Wisatawan sebaiknya datang sehari sebelum berburu dolphin.
Untuk menginap, hotel dan penginapan banyak terdapat di pinggir pantai dan di sekitarnya.
Satu diantara yang direkomendasikan adalah Astina Seaside Cottages di Kalibukbuk, yang berjarak hanya 50 meter dari bibir Pantai Lovina.
Astina Seaside Cottages memiliki sedikitnya 16 cottage untuk keluarga.
Setiap cottage memiliki fasilitas 1 unit double bed, tv berlangganan, shower, hot water, AC, dan single bed, dengan sarapan untuk 2 orang.
Itu untuk cottage bertarif Rp 350 ribu per malam.
Sedangkan untuk cottage bertarif Rp 400 ribu, selain fasilitas double bed, tv berlangganan, shower, hot water, AC, sarapan untuk 2 orang, juga ada fasilitas tambahan bath tube.
Jangan khawatir, jika satu keluarga terdiri dari banyak orang, Anda bisa minta tambahan extra bed seharga Rp 50 ribu per bed.
Di Astina juga ada fasilitas bar, restoran, dan kolam renang.
Saat perburuan dolphin, keasyikannya adalah ketika ada bendega atau wisatawan di satu jukung yang menunjuk adanya dolphin di suatu arah, maka tanpa dikomando, puluhan jukung lain segera memburu ke sana dan penumpangnya langsung mengabadikan dengan still photo maupun video.
Benar yang dikatakan Suyasa saat hendak berangkat dari bibir pantai, karena cuaca cerah, kemungkinan akan terlihat banyak sekali dolphin yang muncul.
Selama sekitar 80 menit perjalanan menggunakan jukung, setidaknya terlihat 32 kali dolphin muncul di permukaan.
Sekitar pukul 08.10 Wita jukung pun bergerak kembali ke pantai.
"Senang saat melihat dolphin dan semua perahu mengejar ke sana. Jadi ada tantangannya. Kita juga jadi tahu ada ikan besar seperti lumba-lumba dan ternyata juga ada ikan kecil jenis lain yang muncul di permukaan air laut," kata Ewaldo Urian (9), warga Denpasar, yang berwisata memburu dolphin.
"Asyiknya, waktu terakhir-terakhir perahu kami sempat dikelilingi tiga kelompok dolphin. Ada yang di depan, di samping kiri dan kanan perahu," timpal Krista Anesti (12), warga Denpasar yang saat itu berada di jukung lain.
Menurut Suyasa, wisatawan yang ingin melihat dolphin sering muncul sebaiknya datang pada bulan Juni hingga Agustus.
Jika datang pada bulan Desember, dolphin yang muncul ke permukaan lebih jarang terlihat.
Nikmati Sunset dan Sunrise di Satu Pantai
Wisatawan yang ingin menikmati matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) di Denpasar biasanya akan mendatangi dua pantai di lokasi yang berbeda.
Misalnya, wisatawan di Denpasar yang ingin menikmati sunrise biasanya mendatangi Pantai Sanur, Pantai Matahari Terbit, Pantai Padang
Galak, atau pantai yang segaris dengan Sanur yang masuk ke dalam wilayah Kota Denpasar.
Selanjutnya, jika ingin menikmati sunset, bisanya wisatawan mendatangi Pantai Kuta, Pantai Legian, Seminyak, Uluwatu Jimbaran, Pantai
Pandawa, dan pantai segaris dengan Kuta yang lokasinya berada di Kabupaten Badung.
Namun tidak demikian di Pantai Lovina, Buleleng.
Di pantai ini pada sore sekitar pukul 17.00 pengunjung bisa menikmati dan mengabadikan sunset yang akan tenggelam di ufuk barat.
Asyiknya saat sunset, pengunjung bisa berfoto di dermaga yang ada di sana. Foto juga menjadi indah karena efek siluet.
Masih di pantai yang sama saat berburu dolphin sekitar pukul 06.00 Wita, matahari menampakkan sinarnya dari arah timur.
Efek siluet cahaya matahari dan segarnya udara pagi dengan semangat memburu dolphin, memunculkan pengalaman tersendiri yang sangat berkesan.
"Sebenarnya dolphin mulai muncul sekitar pukul 07.00 Wita, tapi kita dan wisatawan lain melaju ke tengah lautan sekitar pukul 06.00 lewat karena ingin menikmati sunset yang muncul dari arah sana," ujar I Nyoman Suyasa, pengemudi jukung, seraya menunjuk ke arah timur.
Ketika melaju dari bibir pantai ke arah timur, jukung juga melintasi rumpon, yang menjadi penanda bagi nelayan bahwa daerah itu adalah tempat berkumpulnya ikan-ikan.
Rumpon tersebut ditambatkan ke dasar laut sehingga, walaupun diombang-ambingkan ombak, namun tidak akan berpindah jauh.
Setidaknya ada 2 rumpon yang dilewati selama perburuan dolphin.
Selain itu, saat berburu dolphin terlihat sampah plastik muncul di permukaan air laut.
Setidaknya terlihat ada di enam titik saat berburu dolphin.
Sangat disayangkan karena masih ada yang membuang plastik ke laut sehingga air laut dikotori sampah. (*)