Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tari Sufi Meriahkan Festival Ampyang Maulid di Kudus

Rangkaian acara ditutup dengan pembagian sego kepel kepada masyarakat yang hadir

Editor: Bian Harnansa

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ribuan warga Kudus tumpahruah, setia berdiri, di sepanjang jalan antara Desa Loram Wetan dan Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kamis (24/12) sore. Mereka rela berdesak-desakan demi menyaksikan kirab, yang menampilkan kreasi masing-masing kelompok masyarakat, dalam gelaran Festival Ampyang Maulid.

Arak-arakan kirab mulai start di Balai Desa Loram Wetan, dan kemudian finish di depan Masjid Jamiat At-Taqwa, di Desa Loram Kulon. Selain berbagai kreasi masyarakat, dalam kirab juga terdapat visualisasi Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlir, tradisi penganten di Loram, dan sebagainya.

Rangkaian acara ditutup dengan pembagian sego kepel, kepada masyarakat yang hadir. Yakni, nasi yang dibungkus daun jati, besarnya sekepal tangan, berlauk bothok.

Sembari menunggu arak-arakan kirab sampai di depan masjid, para tamu undangan dan pengunjung disuguhi penampilan 'sema' atau tari sufi. Tiga penari lelaki, terdiri dari dua remaja dan satu dewasa, tampak turun dari panggung, yang terletak di sebelah kanan halaman Masjid Jamiat At-Taqwa.

Sesampainya di depan para tamu undangan, keduanya segera menyilangkan tangan di depan dada, dan kemudian membungkukkan badan, sebagai tanda hormat. Ketiganya segera berputar mengikuti irama musik yang mengiringinya. Mulanya pelan, kemudian semakin cepat sesuai alunan musik. Sehingga rok putih yang mereka kenakan tampak mengembang lebar.

Bupati Kudus, Musthofa, tampak menikmati sajian tarian dengan gerakan utama memutarkan badan tersebut. "Tariannya begitu bagus, saya menikmati dan terkesan. Namun, ada satu hal yang mungkin lepas dari perhatian hadirin sekalian, kaus kaki salah satu penari, rupanya sudah bolong," ujar Musthofa, dalam sambutannya.

Berita Rekomendasi

Ia pun kemudian memanggil ketiga penari untuk maju ke dekat podium. "Ini ada sedikit bisyaroh untuk sekadar beli kaus kaki yang baru, dibagi rata, semoga bermanfaat," pesan dia.

Ditandaskan Musthofa, Festival Ampyang Maulid, termasuk satu event budaya untuk nguri-nguri kearifan lokal yang ada di Kudus.

Masjid Jamiat At-Taqwa merupakan masjid bersejarah yang dibangun pada sekitar tahun 1596 - 1597. Dalam laman wikipedia disebutkan, masjid ini dibangun oleh Tjie Wie Gwan (Sungging Badar Duwung), seorang muslim dari Campa, Cina, yang mendarat di Jepara, pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas