Luar Biasa, Harga Tomat di Manado Capai 200 Persen
Hal itu dipengaruhi hujan abu hasil erupsi Gunung Soputan yang menghujani sejumlah lahan pertanian
Editor: Bian Harnansa
Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Harga tomat di Pasar Bersehati Kecamatan Wenang Manado Provinsi Sulawesi Utara melonjak hingga 200 persen, Kamis (7/1/2015).
Hal itu dipengaruhi hujan abu hasil erupsi Gunung Soputan yang menghujani sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Minahasa yang menyuplai buah tomat.
Para penjual tomat pun mengeluhkannya.
"Kalau gunung (Soputan) meletus itu pengaruh dengan harga tomat karena sebelum terjadi gunung meletus di Langowan (Kabupaten Minahasa) harga tomat tidak naik," ungkap Djafar Lihawa (33), satu di antara penjual bawang, rica, dan tomat (Barito) di Pasar Bersehati.
Biasanya, Djafar mengambil tomat dengan harga Rp 100 ribu per kas berisi 20 kilogram tomat.
Ia pun menjualnya dengan harga Rp 8.000 per kilogram, namun saat ini menjadi Rp 300 ribu per kas ia pun menjualnya Rp 20.000 per kilogram.
"Tadi pagi saja hanya tiga mobil (penyuplai tomat) yang datang, biasanya sampai lima belas mobil," tambah dia.
Meski begitu, sebanyak tiga kas tomat yang ia beli pada pagi itu, laku terjual.
Awalnya, lanjut dia, para pembeli sempat terkejut dengan harga tomat yang melonjak namun setelah ia jelaskan terkait meletusnya Gunung Soputan, mereka pun mengerti.
Sementara, Ismail Karim (32), penjual Barito lain di situ, masih bertahan menjual tomat seharga Rp 8.000 per kilogram.
"Belum saya naikkan harganya karena ini sisa yang saya ambil kemarin," beber Ismail yang saat itu sedang memindahkan tomat dari kas kayu ke penampan besar.
Pasalnya, pada Rabu (6/1/2016) pagi, ia memborong tomat pada mobil yang membawa tomat dari Langowan, sebanyak enam kas.
Ia mengaku, per hari bisa menjual sebanyak lima kas tomat dengan total 100 kilogram tomat, sekitar Rp 800 ribu yang ia raup per hari.
Beberapa tahun silam, tepatnya pada Desember 2008, kata dia, harga tomat juga pernah mencapai Rp 400 ribu per kas sehingga ketika itu ia menjualnya Rp 28.000 per kilogram.
Pada saat itu, kenaikan harga tersebut dipengaruhi cuaca yang terus hujan mengakibatkan banyak petani gagal panen.
"Kami harap Pemerintah bisa beri perhatian kepada petani dengan memberi bibit tomat, karena itu yang sangat mereka butuhkan," tukas dia. (Tribun Manado / Alexander Pattyranie)