Komunitas Peduli Autis Lampung (KOPALA)
yang buah hatinya mengidap gangguan perkembangan saraf yang kompleks atau popular disebut Autisme
Editor: Bian Harnansa
Reporter Tribun Lampung, YOGA NOLDY PERDANA
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG – Komunitas Peduli Autis Lampung (KOPALA), merupakan sebuah komunitas yang keanggotaannya mayoritas terdiri dari para kaum ibu, yang buah hatinya mengidap gangguan perkembangan saraf yang kompleks atau popular disebut Autisme.
Salah Satu kegiatan dari komunitas ini mengedukasi dan mensosialisasikan perihal autism kepada masyarakat luas.
Masih banyak masyarakat khususnya di Lampung yang orang tuanya tidak mengetahui bahwa sang buah hatinya mengidap autisme, atau bahkan mengetahui namun malu mengakui kalau anaknya tersebut mengalami autism yang merupakan salah Satu dari Tiga gangguan Autism Spectrum Disorder .
Dari sinilah awal tujuan KOPALA untuk memasyarakatkan pengetahuan mengenai autisme kepada khalayak luas.
Wakil Ketua KOPALA, drh. Elvia Syahrini Primadona, mengatakan, saat ini rencana kerja yang sudah dilakukan oleh KOPALA sendiri adalah melakukan pendataan mengenai anak-anak autis melalui sekolah-sekolah inklusi, Pusat Pelayanan Autis (PLA), atau laporan dari masyarakat, mengadakan seminar dan workshop tentang autisme, serta mengedukasi dan peningkatan kemampuan pendampingan terhadap anak-anak Autis, Minggu (17/01/16).
“Pengetahuan tentang Autisme kepada masyarakat ini sangat penting, karena banyak para orang tua yang ternyata anak-anaknya mengidap Autis, atau mereka sudah mengetahui namun malu atau tidak tahu langkah apa yang harus diperbuat oleh para orang tua terhadap anaknya tersebut. Nah ini yang terus kita sosialisasikan kepada mereka bahwa anak Autis ternyata harus diperlakukan atau di didik secara khusus,”ujar Elvia yang ditemui di Taman Kota Metro.
Ia juga mengatakan, bahwa anak Autis harus mengkonsumsi atau diberikan jenis makanan sehari-harinya secara khusus, dari sini KOPALA juga mendirikan sebuah koperasi khusus yang bergerak dalam bidang produksi makanan khusus secara mandiri berupa bahan baku atau bahan jadi makanan yang higienis, dan aman untu dikonsumsi bagi anak-anak Autis itu sendiri.
Yang perlu kita ketahui, sebagian besar anak Autis mengalami gangguan pencernaan yang kurang baik atau mengalami kerusakan mukosa usus sehingga tidak dapat memproduksi enzim lactase secara optimal.
Nah disaat anak Autis mengkonsumsi makanan yang kurang tepat yang tidak bisa dicerna oleh ususnya, mereka akan mengalami Tantrum atau disebut ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, pembangkangan, dan lain-lain.
“Dari sinilah kami KOPALA berinisiatif untuk mendirikan koperasi dengan memproduksi bahan makanan khusus untuk mereka seperti beras Merah dan beras Coklat Organik, serta cemilan-cemilan atau bahan mentah ataupun jadi yang bebas dari Glutein, Kasein, Fenol, dan bebas gula. Itu semua kami produksi secara mandiri, dilakukan pada lahan khusus pula,”ujar Elvia.
Dengan adanya makanan khusus tersebut, Komunitas yang baru berdiri kurang setahun ini, sudah membantu para anak Autis di Lampung untuk memperbaiki system pencernaannya yang dapat berpotensi menimbulkan Tantrum tersebut.
KOPALA bersekretariat di Cahaya Bangsa School Metro, Jalan Hasanudin No. 117 Yosomulyo Kota Metro, Lampung dengan jumlah anggota keselurahan di Provinsi Lampung mencapai Puluhan orang yang terdiri dari para ibu yang memiliki anak Autis, ataupun masyarakat umum