Gunakan Senjata AK 47, Penyelundup Pakaian Bekas Serang Sekoci TNI AL
"Sebelum terjadi baku tembak, empat personel sekoci mendapat serangan senjaga tajam, bom molotov, kayu, golok dari 60 anak buah kapal motor kayu".
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Personel TNI Angkatan Laut terlibat baku tembak di atas sekoci, dengan preman yang berada di kapal kayu motor yang berusaha menyelundupkan pakaian bekas asal Malaysia ke Sumatera Utara
Baku tembak personel TNI AL dengan preman di empat kapal kayu motor berlangsung di perairan Panton Bagan, Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (22/1/2016) pagi
Kepala Penerangan Lantamal 1 Belawan, Mayor S Sinaga, mengatakan besar dugaan 60 preman yang berada di empat kapal motor kayu menembak Sekoci TNI AL menggunakan AK 47.
"Sebelum terjadi baku tembak, empat personel sekoci mendapat serangan senjaga tajam, bom molotov, kayu, golok dari 60 anak buah kapal motor kayu," ujarnya kepada Tribun Medan.
Sekitar pukul 05.30 WIB, pengawas meneropong empat kapal kayu bergerak masuk perairan Indonesia dengan lampu dimatikan jarak 200 yards.
"Mengetahui adanya kapal yang diduga membawa barang ilegal memasuki perairan Indonesia, empat personel, tanpa bawa senjata langsung mendekati empat kapal itu," katanya.
"Masing-masing personel yang meluncur LTU P Irawan, Serda Nasution, Kld Mes Aan, Kopda Bah Ajuh. Tapi saat Sekoci mendekat, jarak 10 meter, 60 orang mengeluarkan senjata tajam seperti golok, parang, kayu melempar ke arah petugas," katanya.
Setelah mendapatkan perlawanan dari 60 anak buah kapal motor kayu, empat personel memutuskan untuk mundur serta melamporkan masalah itu ke kapada komandan.
Tak lama kemudian personel di sekoci memutuskan kembali mendekati empat kapal kayu itu sambil membawa senjata api dan saat mendekat, anak buah kapal kayu menembaki mereka.
"Besar dugaan tembakan yang dilakukan anak buah kapal itu AK 47. Dugaan empat orang bawa senjata, sisanya melempari sekoci menggunakan bom molotov, balok, serta parang," ujar Sinaga. (*)