Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diusir Petugas Imigrasi, WNA Palestina dan Pakistan Curhat ke Polisi

Dua WNA pencari suaka ini disuruh pergi. Tapi passport mereka tidak diberikan. Salah satu di antara mereka juga sedang sakit.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Qais Ali Musa (44), pria asal Palestina, bersama rekannya Altaf Raza Jafari (41) dari Pakistan, yang saat ini masih mencari suaka, mengaku diusir petugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalimantan Barat. Keduanya lantas mendatangi Polsek Pontianak Selatan. Di sana mereka curhat.

"Saya sakit, dan saya perlu solusi. Saya sekarang di kantor polisi. Saya harap mereka memberi solusi untuk mengirim saya, membantu saya, atau mengantar saya kembali ke Rudenim. Kami disuruh pergi. Tapi passport kami tidak diberikan," ujar Qais yang fasih berbahasa Inggris, saat ditemui di Mapolsek Pontianak Selatan, Jumat (5/2/)

Qais menjelaskan, maksud kedatangannya ke Polsek Pontianak Selatan guna meminta bantuan dan perlindungan. Ia berharap dapat segera dipindahkan ke negara ketiga (penerima suaka) ataupun dipulangkan kembali ke negara asalnya

Qaid telah terdaftar di UNHCR dengan nomor registrasi 353-14C00047. Ia berada di Rudenim sejak 21 bulan yang lalu.

Pencari suaka kelahiran 23 April 1972 ini, pernah menempati Rudenim di sejumlah daerah di Indonesia. di antaranya Surabaya, Pekanbaru. Terakhir tinggal di Rudenim Kalimantan Barat. Qais saat ini menderita penyakit kulit. Ia Pernah mencoba meminta penanganan medis. Namun tak ada petugas yang mempedulikan.

Kanit Intelkam Polsek Selatan, Ipda Agustana Eka menjelaskan, dua orang pencari suaka tersebut, tiba-tiba saja mendatangi Mapolsek Pontianak Selatan pada Kamis (4/2) malam. Mereka sempat menginap semalam.

BERITA REKOMENDASI

"Pagi, kami antar ke Imigrasi karena ranahnya WNA di sana. Siang hari mereka kembali lagi ke sini. Kami  antar lagi mereka. Namun, Imigrasi belum ada keputusan," katanya.

Agustana mengatakan, pihaknya juga sudah berkirim surat ke pihak terkait. Tapi, hingga kini juga belum mendapatkan kepastian.

"Mereka ini sakit, jadi perlu peralatan medis yang lebih baik. Mereka juga ingin kembali ke keluarganya. Bahkan, mereka mau pulang walaupun pakai dananya sendiri," lanjutnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas