Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie

TRIBUNNEWS.COM, MINAHASA UTARA - Banyak situs sejarah ditemukan di Kabupaten Minahasa Utara. 

Misalnya, cagar budaya Waruga Maumbi. Makam kuno ini terletak sekitar 50 meter dari Jalan Trans Manado-Bitung, Kampung Pisang Jaga II, Desa Maumbi, Kalawat, Minahasa Utara.

Bentuk dan ukiran waruga-waruga ini memiliki banyak kesamaan dengan seluruh waruga lainnya di tanah Bumi Nyiur Melambai ini.

Menurut Frets R Pelengkahu (68), mantan juru pelihara cagar budaya Maumbi itu, ada satu waruga yang bentuknya tak sama dengan waruga pada umumnya.

"Waruga yang ini sama sekali tak ada di tempat lain, ukirannya juga sangat baik," ucap pria yang menetap di Maumbi sejak Tahun 1955 ini.

Pada empat sisi waruga tersebut terukir bentuk yang sama dan sangat rapi. Sedangkan, setiap sudut kubur batu ini dibentuk tidak lancip sehingga terlihat sangat berkelas.

Bagian penutupnya tak dimiliki waruga lain. Pasalnya, pada bagian ujung penutup, terukir empat manusia yang saling membelakangi.

Menurut sejarah, sesuai penelitian arkeolog, waruga sudah ada sejak tahun 800 masehi. Ada dua jenis waruga: polos dan bermotif yang menggambarkan kehidupan orangnya.

Waruga unik ini berdiri sendiri menghadap delapan waruga lain, yang diatur dua baris dan terletak di dalam pagar pekuburan keluarga.

Ada 23 waruga di lokasi itu. 14 lainnya berada di luar pekuburan keluarga, tepatnya di halaman Kantor Lurah Desa Maumbi.

Patauan Tribun Manado, waruga itu tampak berlumut dan usang. Frets mengatakan memang waruga itu tak boleh sembarangan dibersihkan.

"Takut keasliannya pudar. Kami dulu diajarkan cara membersihkan hanya beberapa bagian, termasuk celah ukirannya supaya motifnya tetap terlihat," tandas Frets.(*)