Prosesi Pemindahan Makam Mbah Jangkung: Memotong Kambing Berbulu Hitam
Lurah Pakansari, Asnari mengatakan, terdapat 147 makam di lokasi tersebut, termasuk makam milik Mbah Jangkung yang diyakini sesepuh daerah ini.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Pemindahan makam Mbah Jangkung dari lokasi dekat kawasan Gelanggang Olah Raga (GOR) Pakansari Bogor, ditandai pemotongan kambing berbulu hitam pada Rabu (27/4/2016).
Makam Mbah Jangkung selama ini berada di daerah GOR Pakansari, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lurah Pakansari, Asnari mengatakan, terdapat 147 makam di lokasi tersebut, termasuk makam milik Mbah Jangkung yang diyakini sesepuh daerah ini.
Makam Mbak Jangkung ini lebih dahulu dipindahkan baru nantinya 146 makam lain setelah dilakukan pertemuan dengan para ahli waris.
"Ya tadi sebelum digali kami lakukan selamatan dulu dan memotong kambing di sini," ujar Asnari kepada TribunnewsBogor.com di lokasi pemakaman, Rabu (27/4/2016).
Panitia Pemindahan Makam Pakansari, Ruslan mengatakan, sebelum pemindahan makam, ada seorang warga tidak sadarkan diri lalu berkata-kata, mengaku sebagai Mbah Jangkung.
"Kami sempat melakukan interaksi dengan pemilik makam di sini, memang tidak lama interaksi yang kami lakukan saat itu," kata Ruslan.
Menurut Ruslan, pemotongan kambing berbulu hitam itu merupakan bagian dari adat kebiasaan warga setempat sebelum melakukan prosesi pemindahan makam.
"Ini juga untuk meminimalisir kejadian yang tidak kita harapkan," kata dia.
Ruslan tidak begitu memahami asal muasal Mbah Jangkung yang disebut sebagai sesepuh daerah Pakansari.
Menurut informasi yang dihimpun, makam Mbah Jangkung ini dipercaya sudah ada sejak hampir 200 tahun lalu.
"Makam ini memang kami dahulukan dibanding makam yang lain," kata Ruslan.
Ketika makam digali, ditemukan tulang berulang yang bercampur dengan tanah.
Makam Mbah Jangkung dipindah, bergabung bersama makam Mbah Anon, Mbah Lalangbuana dan Raden Surya Kencana yang lokasinya tidak jauh dari kuburan dekat Gor Pakansari.
Sementara itu, Tokoh Agama Pakansari, Ustaz Atep Miftahudin menambahkan pemotongan hewan kambing hitam itu dilakukan merupakan bagian dari adat warga di wilayahnya saat akan memindahkan makam.
"Sebenarnya enggak memotong kambing pun bukan masalah, tapi ini cuma bagian dari adat dan kebiasaan saja," terangnya.
Bahkan, sambungnya, pada zaman dahulu jika akan memindahkan makam yang dikeramatkan itu harus melakukan berbagai macam ritual hingga pemotongan kambing yang berwarna hitam.
"Kalau dulu harus pakai kambing hitam, kebetulah kami juga ada kambing hitamnya," kata dia.
Dia juga menegaskan, jika kambing yang dipotong oleh warga ini tidak ada satu pun bagian tubuhnya dipendam sebagai sesajen kepada ahli kubur yang bisa berujung pada kemusyrikan.
Namun, seluruh bagian tubuh kambing tersebut dibagikan kepada para janda dan anak yatim yang bermukim disekitar pemakaman itu.
"Semua disedekahkan untuk janda dan anak yatim, termasuk kaki dan bagian kepala kambing itu dibawa oleh warga yang menggali kubur untuk dimasak," terangnya.
Dia berharap, prosesi pemindaham makam ini berjalan lancar tanpa ada kendala dari manapun sehingga warga yang bermukim diwilayah Pakansari menjadi tenang.
"Yang penting kami minta semuanya lancar dan Pemda yang punya hajat juga dimudahkan sehingga warga disini tenang. Makannya, kami awali dari makam Mabah jangkung ini. Kalau semua lancar. isyaallah pemindahan makam yang lain pun tidak ada kendala," pungkasnya. (*)