Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Semangat Mbah Jamal Berkeliling Jualan Alas Setrika untuk Menguliahkan Anaknya

“Enam bulan lagi anak saya wisuda, sekarang sedang mengumpulkan uang kata anak saya perlu uang untuk biaya sewa pakaian,” ungkapnya.

Editor: Mohamad Yoenus

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Reni Kurniawati

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN – Di tengah keramaian Kota Amuntai, Mbah Jamal sesekali berhenti di keramaian untuk menjual alas setrika yang dibawanya dari Kota Banjarbaru.

Kakek berusia 79 tahun ini tampak kelelahan di siang yang terik.

Namun masih ada delapan alas lagi yang harus dijual agar tak pulang dengan tangan hampa.

Untuk makan siang Mbah Jamal menunggu hingga alasnya terjual minimal enam buah.

“Tunggu untungnya agak banyak dulu baru makan, tidak pakai uang hasil jualan alas,” ungkapnya.

Jika satu alas terjual dengan harga Rp 60 ribu, Mbah Jamal mendapatkan keuntungan Rp 2.500.

Berita Rekomendasi

Keuntungan itu di luar dari upah yang diberi oleh toko di tempat dirinya membeli alas.

Mbah Jamal tak sendiri, dirinya bersama teman-teman lain menjual barang yang sama namun yang paling tua memang dirinya.

Di usia senjanya Mbah Jamal tak lantas berpangku tangan mengharap dari ketujuh anaknya, dirinya tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup serta membantu biaya kuliah anak terakhirnya di Unlam Banjarmasin.

“Enam bulan lagi anak saya wisuda, sekarang sedang mengumpulkan uang kata anak saya perlu uang untuk biaya sewa pakaian,” ungkapnya.

Mbah Jamal sudah dua hari di Kota Amuntai, sengaja dipilihnya Kota Bertakwa ini karena dirinya juga mengetahui sekarang masih dalam suasana kemeriahan Hari Jadi HSU.

Namun saking saat ikut berjualan di pameran barang jualannya hanya terjual dua.

Di hari keduanya ini Mbah Jamal nekat berjualan ke beberapa titik keramaian di Kota Amuntai.

Pasar Amuntai juga tak luput dikelilinginya. Benar saja alas setrikaannya sudah terjual 12 buah.

“Saya bawa 100, menunggu habis baru pulang lagi ke Banjarbaru,” ungkapnya.

Mbah Jamal sudah mengelilingi Kalimantan Selatan untuk berjualan Alas setrika yang sudah digelutinya selama tiga tahun ini.

Meski harus berjalan di bawah terik matahari Mbah jamal mengaku tak pernah mengalami sakit pinggang.

Dirinya mengaku merasa lebih sehat saat bekerja, bertemu banyak orang membuatnya merasa lebih gembira tak sedikit orang yang ingin mendengar cerita hidupnya mengapa masih bisa terus sehat di usia tua.

“Saya bilang jangan lagi merokok, saya pernah sakit lama disuruh dokter berhenti merokok. Setelah berhenti merokok saya merasa lebih sehat dan jarang sakit,” ungkapnya.

Mbah Jamal mengaku sudah sangat bersyukur karena ketujuh anaknya bersekolah hingga SMA dan lulus kuliah, di masa mudanya berbagai pekerjaan dijalaninya untuk membiayai sekolah seluruh anaknya.

Buruh bangunan, berdagang, menjadi teknisi instalasi listrik apapun dijalaninya demi pendidikan.

“Warisan ilmu tidak akan pernah habis, juga tidak bisa dibeli. Saya juga senang melihat anak-anak pakai seragam sekolah karena saya dulu juga ingin sekolah tapi tidak bisa,” ungkapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas