Megawati Soekarnoputri: Presiden Itu Bukan Bapak atau Ibu
"Presiden itu kan, bapak presiden ibu presiden gitu. Kalau saya bilang presiden itu ya presiden, bukan karena ada bapak lalu karena ada ibu," katanya.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Rmadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, memberikan ceramah kebudayaan dalam acara "Indonesia Melawan Kekerasan Seksual" di Rumah Kuliner Metropole, Jl. Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, (12/5/2016).
Dalam ceramahnya, Putri Presiden Pertama RI itu menyatakan bahwa dalam bernegara tidak mengenal perbedaan gender.
Mengenakan pakaian batik bernuansa cerah, Mantan Wakil Presiden itu menjelaskan bahwa, dalam konstitusi negara, tidak ada istilah lelaki dan perempuan.
Menurutnya yang ada adalah "setiap warga negara."
"Presiden itu kan, bapak presiden ibu presiden gitu. Kalau saya bilang presiden itu ya presiden, bukan karena ada bapak lalu karena ada ibu," katanya.
"Karena di konstitusi kita sendiri, sangat jelas. Konstitusi Republik Indonesia, menurut saya adalah sebuah konstitusi yang sangat progresif, yang sangat maju ke depan," tegasnya.
"Karena di situ tidak ada penyebutan perempuan atau lelaki. Tetapi yang ada adalah setiap warga negara. Setiap warga negara, itu menunjukkan bahwa, ya perempuan dan ya lelaki tidak ada beda," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, acara tersebut diselenggarakan oleh beberapa Anggota DPR RI, dan Anggota DPD RI di antaranya Rieke Diah Pialoka dari Fraksi PDIP dan Arzetti Bilbina dari PPP, dan Kanjeng Ratu Hemas sebagai perwakilan DPD RI.
Acara tersebut bertujuan untuk mendukung pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) penghapusan kekerasan seksual menjadi Undang Undang (UU). (*)