Seorang Ayah Datangi Ahok dan Tanya Kenapa Anaknya Digeser, Ini Jawaban Ahok
Bukti besarnya cinta ayah ke anak, pria berumur ini sampai tanya ke Ahok kenapa anaknya digeser posisinya. Jawaban Ahok mengejutkan.
Penulis: Robertus Rimawan
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rekaman aktivitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersama warga yang minta bantuan penyelesaian masalah jadi pusat perhatian.
Rekaman yang diunggah kanal resmi YouTube milik Pemprov DKI Jakarta jadi buah bibir.
Video direkam pada Senin (20/6/2016), seorang pria berumur menunggu giliran dan mendekati Ahok.
Awalnya ia sungkan kemudian bisik-bisik, namun ahok akhirnya justru berbicara lebih keras dengan persoalan yang disampaikan pria ini.
Pria ini merupakan ayah dari seorang pejabat eselon tiga, ia menanyakan kenapa anaknya digeser atau dicopot jabatannya.
Menurut pria ini si anak tak mengetahui apa alasannya kenapa ikut dicopot.
Ahok pun kemudian menjelaskan kronologinya dan prinsip yang ia jalankan.
Jawaban Ahok mengejutkan dan akhirnya pria ini berkali-kali mengucapkan terima kasih.
Isi wawancara bisa dilihat dari video di atas atau bisa disimak transkrip wawancaranya berikut.
Bpk: Anak saya Fajar bekerja pada bapak, dia nggak tahu apa masalahnya kok ikut dicopot.
Ahk: Memang kalau waktu itu dibiarin atasannya digeser ia ikut digeser, Fajar tinggal tunggu nanti dimasukin ke mana.
Ia tinggal ngelamar mau kerja di mana, karena itu yang saya bilang ini pola kita.
Kalau kamu jadi eselon tiga, eselon dua nggak bener, kamu harus kasih masukan kita.
Kalau kamu ikut diam, begitu eselon ini diganti ke bawah ikut.
Maka saya selalu ajarkan pada PNS DKI kalau kamu lihat atasan kamu enggak bener, kamu harus lapor.
Kalau kamu nggak lapor dan biarin atasan kamu nggak bener.
Bpk: Jadi Fajar nggak pernah laporkan?
Ahk: Enggak pernah, padahalkan semua bisa kontak saya.
Akibatnya apa, saya udah bilang atasan kamu nggak beres nggak beres, bawahannya juga diem.
Lu kalo diem begitu saya ganti atasan baru bawahannya ketarik.
Bpk: Jadi Fajar ia ketahuan...
Ahk: Enggak dia nggak salah, dia distafkan nanti dia di posisi mana, mesti tes lagi, ke BKD.
Saya mau bilang kamu bawahan tak bisa tenang-tenang saja.
Misalnya eselon dua gak beres nih, bawahannya juga diem nih begitu atasannya saya copot, itu satu set bawahannya saya buang semua.
Berarti kamu sama-sama main dong, kalau begitu saya urus 72 ribu orang nggak bisa diurus saya tekanin, kalau atasan enggak beres, lapor.
Enggak lapor pasti disikat.
Enggak-enggak dia nggak ada masalah.
Bpk: Makasih pak makasih.
Ahk: Jadi kita mau dorong dia naik ke eselon dua tapi begitu tes nggak baik, bukannya nggak baik tapi kalau pakai orang dalam nanti sama saja makanya kita ambil orang luar kita masukin dulu.
Bpk: Makasih pak, makasih. (*)