Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Budi Waseso Pernah Bilang Oknum TNI, Polri dan BNN Bermain Narkoba untuk Cari Duit, Lihat Videonya

"Apalagi di kita ini banyak oknumnya juga kan, baik itu TNI, Polri, BNN sendiri ikut main, ya kan, peluang untuk cari duit di situ," tambahnya.

Editor: Mohamad Yoenus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar dilaporkan tiga lembaga negara yakni BNN, Polri, TNI, atas pernyataannya ke publik soal keterlibatan lembaga tersebut dalam penyelundupan narkoba Freddy Budiman.

Haris Azhar mengaku mendapatkan kesaksian dari Freddy Budiman terkait adanya keterlibatan oknum pejabat Badan Narkotika Nasional (BNN), Polri, dan Bea Cukai dalam peredaran narkoba yang dilakukannya.

Kesaksian Freddy, menurut Haris, disampaikan saat memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Menurut Haris, Freddy bercerita bahwa ia hanyalah sebagai operator penyelundupan narkoba skala besar.

Saat hendak mengimpor narkoba, Freddy menghubungi berbagai pihak untuk mengatur kedatangan narkoba dari China.

"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai, dan orang yang saya hubungi itu semuanya titip harga," kata Haris mengulangi cerita Freddy.

Freddy bercerita kepada Haris, harga narkoba yang dibeli dari China seharga Rp 5.000.

Berita Rekomendasi

Sehingga, ia tidak menolak jika ada yang menitipkan harga atau mengambil keuntungan penjualan Freddy.

Oknum aparat disebut meminta keuntungan kepada Freddy dari Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per butir.

Sementara Freddy Budiman telah menjalani eksekusi mati beberapa waktu lalu.

Buwas Pernah Mengeluarkan Pernyataan Serupa

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso atau Buwas meminta aktivis Kontras, Haris Azhar mempertanggungjawabkan testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang telah dipublikasikan di sosial media.

"Ini ada aturanya semua, ada aturan hukumnya, ini sudah dipublish sudah mejadi konsumsi publik ada pengaruhnya kepada pubik ini harus betul-betul ada pertanggungjawabannya," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Pria yang akrab disapa Buwas tersebut menjelaskan bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan Haris Azhar yakni bisa membuktikan pengakuan Freddy yang telah menjalani eksekusi mati beberapa hari lalu.

Padahal, Buwas pernah mengeluarkan pernyataan pedas terkait keterlibatan aparat dalam peredaran narkoba, saat berkunjung ke Markas Slang, Jl. Potlot III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2015).

Buwas menyatakan sulitnya memberantas peredaran narkoba tersebut, karena apatisnya masyarakat Indonesia terhadap peredaran narkoba di lingkungannya dan adanya oknum aparat yang memanfaatkan bisnis barang haram tersebut.

"Kita ini apatis, ada yang make, ah biarin aja yang make kan dia, bukan kita, kita tahu di situ ada tempat peredaran, ah udahlah yang penting bukan kita, biar aja," katanya.

"Apalagi di kita ini banyak oknumnya juga kan, baik itu TNI, Polri, BNN sendiri ikut main, ya kan, peluang untuk cari duit di situ," tambahnya.

Oleh sebab itu, Mantan Kabareskrim Polri tersebut, akan melakukan evaluasi terhadap cara-cara pemberantasan narkoba, supaya lebih efektif.

Namun berbeda dengan Haris, Buwas tidak dilaporkan untuk mempertanggungjawabkan pernyataannya.

Simak video pernyataan Buwas terkait keterlibatan oknum TNI, Polri, BNN dalam peredaran narkoba. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas