Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengikut Dimas Kanjeng Ogah Tinggalkan Padepokan, Ini Alasannya

Padahal disediakan bus untuk memulangkan mereka ke kampung halaman masing-masing.

Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Surya, Galih Lintartika

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Pasuruan yang masih berada di padepokan, Probolinggo, menolak dipulangkan.

Mereka bersikukuh bertahan di padepokan tersebut. Padahal Pemerintah Kabupaten Pasuruan menyediakan bus untuk memulangkan mereka ke kampung halaman masing-masing, Selasa (4/10/2016).

Tim yang terdiri dari Bakesbangpol, dan kepolisian ini tiba di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo sekitar pukul 12.00.

Saat tim datang, di lokasi sedang hujan deras. Akibatnya, tim baru bisa datang ke tenda pengikut asal Pasuruan sekitar pukul 13.00.

Tim ini diterima baik di padepokan, dan langsung disambut Camat Gading S Hariyanto.

Setelah itu, tim langsung mendatangi tenda dan diterima apik oleh salah satu pengikut asal Pasuruan yang bernama Nizar.

Berita Rekomendasi

Tak lama, Nizar pun memanggil warga Pasuruan lainnya yang berjumlah total enam orang. Padahal, kabar terakhir warga Pasuruan yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng ini sebanyak 25 orang.

Awalnya, diskusi berjalan lancar. Tim menjelaskan maksud dan tujuannya ke padepokan di hadapan warga Pasuruan.

Namun, suasana sedikit memanas, ketika tim mengatakan akan menjemput dan membawa pulang mereka menggunakan bus.

"Saya tidak mau pulang bapak, bukan saya menolak tawaran bapak," kata Nizar kepada Kepala Bakesbangbanglimas Yudha Triwida Sasongko.

Yudha pun menanyakan, apa alasannya tidak mau pulang ke rumah. "Kenapa bapak tidak pulang, mau menunggu apa di sini ," kata Yudha yang kembali menanyakan ke Nizar.

"Saya menunggu Ketua Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim dulu. Apa keputusannya dan apa petunjuknya," jawabnya.

"Kapan Marwah akan memberikan keputusan," tanya Yudha.

"Saya juga masih belum tahu. Yang jelas, Bunda Marwah bilang menunggu urusan Yang mulia Dimas Kanjeng selesai," jawabnya.

Kepada Surya, Nizar mengaku tidak berani memutuskan untuk melangkah sebelum ada perintah dari Ketua Yayasan.

Ia beralasan, bahwa perintah dari yayasan itu wajib dilaksanakan."Kalau tidak ada perintah, saya tetap di padepokan. Apapun itu, pokoknya saya dan teman-teman Pasuruan akan tetap di padepokan," katanya.(*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas