Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Video Detik-detik Gubernur Jateng Ungkap Pungli, Seorang Oknum Polisi di Magelang Gemetaran

Brigadir Dani pun terlihat gemetar dan seketika mengembalikan uang pecahan bergambar I Gusti Ngurah Rai tersebut.

Editor: Robertus Rimawan

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menemukan adanya pungutan liar (pungli) dalam pelayanan cek fisik kendaraan bermotor, oleh petugas kepolisian di Kantor Samsat, Kota Magelang, Rabu (5/10).

Mengenakan kemeja batik, Ganjar turun dari mobil Toyota Hiace di halaman Kantor Samsat Magelang.

Ia kemudian bertanya pada sejumlah warga yang sedang mengantre, berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengurus pelayanan cek fisik tersebut.

Tak disangka, seorang warga, Sugiharto (61), menjawab bahwa ia telah membayar Rp 50 ribu pada seorang petugas.

Ganjar meminta Sugiharto menunjukkan mana polisi yang meminta uang tersebut.

Didapatlah kemudian anggota polisi bernama Brigadir Dani.

Sejurus kemudian, polisi itu dicecar pertanyaan oleh orang nomor satu di Jateng tersebut.

Berita Rekomendasi

Ganjar juga meminta agar uang pungli yang ditarik untuk dikembalikan pada warga.

Brigadir Dani pun terlihat gemetar dan seketika mengembalikan uang pecahan bergambar I Gusti Ngurah Rai tersebut.

"Saya minta jangan diulangi lagi. Ini harus dibenahi. Saya banyak menerima keluhan (pungli) seperti ini dan saya kecewa sudah sejak lama," imbuh pria berambut putih ini.

Sang polisi hanya bisa pasrah saat gubernur beberapa kali mencecar dengan berbagai pertanyaan.

Menurut Ganjar, dari bahasa tubuh oknum anggota polisi yang tertangkap melakukan pungli, ada upaya untuk melakukan perbaikan.

Sehingga perlu diberi kesempatan agar tidak mengulanginya kembali.

“Tadi dia sampai jabat tangan saya sampai menggenggam kenceng, cium tangan saya, kan saya enggak enak. Artinya body language itu sudah menunjukkan, ya harus berubah, Anda keliru,” tuturnya.

Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan, pihaknya sedang gencar melakukan upaya reformasi birokrasi dan memperbaiki layanan publik di Jateng.

Maka harus didukung oleh instansi yang berkaitan langsung.

“Kalau kita dibantu instansi lain, tentu bisa lebih cepat perbaikan layanannya,” katanya.

Sebelumnya, polisi itu juga sempat berujar kepada Ganjar, "Ini hanya salah paham kok Pak, kita tidak minta."

Sementara, Sugiharto, pada wartawan mengungkapkan, bahwa awalnya ia sedang mengurus cek fisik untuk penggantian pelat nomor pada sepeda motornya.

Ia mengaku tahu bahwa layanan tersebut tak dikenakan biaya, alias gratis.

“Saya tadi cek fisik kemudian diberi kartu. Kemudian petugasnya bilang biayanya Rp 50 ribu, tapi tidak ada kuitansinya. Saya tahu kalau gratis, tapi diminta, ya tetap bayar,” katanya.

Warga Bayeman, Magelang Tengah, Kota Magelang tersebut mengatakan, selain dirinya, banyak warga lain yang sedang mengurus pada layananan yang sama, juga dimintai uang. (Tribun Jateng/ Nur Huda)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas