Beredar Video Pernyataan Pelaku Penikaman Tiga Polisi Sebelum Tewas
"Belum tahu sehabis dari sini (jenazah) mau dibawa ke mana," kata Kepala Instalasi Humas Rumah Sakit Polri, AKBP Purnamawati.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Instalasi Humas Rumah Sakit Polri, AKBP Purnamawati, mengatakan Sultan Azianzah (22) tersangka penyerangan terhadap 3 polisi di Pos Lalu Lintas Cikokol Tangerang Kota, telah tewas.
Ia menjelaskan, jenazah tersangka tengah diperiksa oleh tim forensik.
"Di sini sedang diperiksa di forensik, jam 3 tadi, masih diperiksa kalau sudah disini berarti kan sudah meninggal," ujar Purnamawati, saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (20/10/2016).
Ia belum mengetahui, jenazah tersebut akan dibawa ke mana usai diperiksa.
"Belum tahu sehabis dari sini (jenazah) mau dibawa ke mana," katanya.
Hingga kini, belum ada keluarga yang datang untuk melihat kondisi jenazah.
Padahal sebelumnya, beredar video pengakuan pelaku penikaman yang tampak masih segar. (Lihat video di atas)
Seperti diketahui, Sultan Azianzah (SA), pelaku penusukan terhadap tiga anggota polisi di Pos Lalu Lintas Cikokol, Tangerang Kota, mendapatkan perawatan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Pelaku sesaat setelah kejadian sudah diamankan. Sekarang dalam perawatan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
Mengenai identitas pelaku, Boy menuturkan usia SA tergolong masih muda yakni 22 tahun.
Pelaku pun tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran.
"Pelaku masih tergolong muda, mudah-mudahan dia tidak kehabisan darah. Jadi nanti saat sembuh bisa digali lebih jauh soal motifnya," kata Boy Rafli Amar.
Mabes Polri langsung mendalami kaitan Sultan Azianzah dengan jaringan teroris.
Dugaannya pelaku penusukan terkait dengan organisasi yang juga pendukung ISIS.
"Dari aksinya ini, memang patut diduga pelaku ada hubungan dengan jaringan teroris. Perbuatannya ini sudah masuk dalam aksi teror," tegas Boy Rafli.
Dalam rekaman video yang beredar, Sultan mengaku hanya mengincar pistol.
Sultan ingin mendapatkan pistol untuk membunuh 'Ansor Thogut'. Sultan mengakui dia telah mencuri peluru milik kakaknya, yang ditemukan polisi.
Kakak Sultan merupakan seorang anggota polisi. "Iya. Saya ambil. Dia nggak tahu." Lihat video di atas.
Kronologis Kejadian
Kejadian tersebut bermula saat Kompol Effendi bersama dengan Iptu Bambang, dan Bripka Sukardi, tengah berada di Pos Lalu Lintas Yupentek, Cikokol, Tangerang Kota. Tiba-tiba, SA menyerang ketiganya secara membabi buta dengan menggunakan sebilah golok.
"Dia juga melempar (benda dengan) sumbu menyerupai bahan peledak sebanyak dua batang," ucapnya.
Setelah melakukan penyerangan, akhirnya SA dapat dilumpuhkan dengan ditembak sebanyak tiga kali pada bagian pahanya. Setelah dilumpuhkan, SA dilarikan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dirawat.
Kompol Effendi juga langsung dibawa ke RS Siloam karena mendapat luka tusuk di torak jantungnya.
Iptu Bambang dibawa ke RSUD Tangerang karena luka tusuk di dada dan bagian kiri punggung.
Sementara itu, Bripka Sukardi mengalami luka di punggung dan lengan tangan kanannya.
Dari tangan SA, polisi mendapatkan barang bukti berupa sebilah pisau, sebilah badik, dua benda yang diduga bom pipa yang terletak di pinggir jalan, satu tas warna hitam, satu sorban warna putih, satu stiker yang tertempel di Pos Polisi. (*)