Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menentang rencana Finlandia-Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
Erdogan pada Jumat (13/5/2022) mengatakan, tidak mungkin bagi Turki mendukung rencana dua negara itu mengingat bahwa negara Nordik adalah "rumah bagi banyak organisasi teroris".
Walaupun Turki secara resmi mendukung ekspansi NATO sejak bergabung dengan aliansi 70 tahun lalu, penentangannya dapat menimbulkan masalah bagi Finlandia dan Swedia.
Pasalnya, anggota baru memerlukan kesepakatan dengan suara bulat dari semua anggota aliansi.
Dilansir Reuters, Turki telah berulang kali mengecam Swedia dan negara-negara Eropa Barat lainnya karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara.
Beberapa diantaranya termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG, dan pengikut ulama Islam Fethullah Gulen yang berbasis di AS.
Ankara mengatakan Gulenis, gerakan persaudaraan Islam yang dipimpin oleh Fethullah Gülen, melakukan upaya kudeta pada 2016.
Gulen dan pendukungnya menyangkal tuduhan itu.