Di Rangkasbitung, Wayang Ajen Tampilkan Dewi Kekembang
Wayang kontemporer yang memadukan wayang golek Sunda, wayang kulit Jawa, wayang orang plus teater modern lengkap dengan multimedia.
TRIBUNNEWS.COM - Wayang Ajen yang sempat menggoyang Istana Negara saat mewakili Kemenpar di perayaan Sumpah Pemuda, di depan Presiden Joko Widodo, 28 Oktober 2016, kembali beraksi.
Wayang kontemporer yang memadukan wayang golek Sunda, wayang kulit Jawa, wayang orang plus teater modern lengkap dengan multimedia itu bakal tampil di Alun-Alun Rangkasbitung, Sabtu (3/12).
“Warnanya pasti beda dengan yang di Istana. Yang di Rangkasbitung lakonnya Dewi Kekembang Arum. itu menceritakan tentang kondisi negara sekarang. Ceritanya tak jauh dari kejayaaan agama, negara, ketahanan NKRI, dan menuju peradaban dunia.” Ujar Wawan Gunawan, nama asli ki dalang yang telah mendapatkan apresiasi dari UNESCO 2010 itu.
Meski berbeda dengan istana, pria yang sudah mengibarkan karya budaya Merah Putih di 49 negara itu tetap menyiapkan sesuatu yang istimewa.
Pertama, ada pameran seni intalasi dan workshop tentang wayang, terutama Wayang Golek Sunda khas Wayang Ajen yang siap menyapa. Jumlahnya? Menembus angka 1000 wayang golek Sunda.
Salah satu maskotnya, wayang Semar, juga ikut ditampilkan di Rangkasbitung.
“Lokasi pameran seni intalasi wayang dan workshop Wayang Golek Sunda juga sama. Sama-sama di Alun Alun Rangkasbitung. Yang membedakan waktunya. Khusus seni intalasi wayang dan workshop Wayang Golek Sunda, waktunya mulai pagi pukul 10.00 sampai dengan 15.00 WIB,” ujar Dalang Wawan.
Hal menarik lainnya, pameran wayang dengan tagline "Gerakan Anak Indonesia Cinta Budaya Wayang" ini akan menampilkan beragam jenis wayang.
Dari mulai Wayang Golek Tradisi, Wayang Golek Gubahan, Wayang Golek Kontemporer, Wayang Golek Religi, Wayang Seleb, Wayang Karikartur, Wayang Tokoh Pemimpin Bangsa, dan Wayang Humor atau Komedi, semua dipamerkan.
“Di samping itu juga ada pameran gamelan. Ketiga kegiatan itu sebagai wisata edukasi budaya yang ditujukan kepada generasi muda terutama para pelajar, yang diadakan sebelum atau pra pertunjukan Wayang Ajen.” Kata Wawan.
Sebelum Wayang Ajen tampil, juga akan ada suguhan Musik Gamelan Tatalu yang dibawakan Tim Wayang Golek Ajen (WGA) dan pertunjukan kesenian khas Baduy yakni Mapag Semah yang dibawakan para tokoh adat masyarakat Baduy mulai dari Kokolot, Puun, hingga Jaro.
Tak ketinggalan persembahan khusus artis cilik Antika Wandandini yang akrab disapa Neng Antiq dan musik religi oleh artis pop Sunda Yanti Puja serta pesembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang yang dibawakan tim WGA.
“Selain bagian dari hari jadi Lebak ke-188, kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya menggiring wisatawan ke Tanjung Lesung. Jadi semua ide, gagasan dari Menpar Arief Yahya akan ikut disampaikan. Tentunya dengan gaya Wayang Ajen,” ujar pria yang baru dilantik menjadi Kepala Bidang Wisata Budaya, Kementerian Pariwisata oleh Menpar Arief Yahya itu.
Mengapa cantolannya harus Tanjung Lesung? “Karena destinasi itu sudah ditetapkan ke dalam 10 destinasi prioritas. Sudah ditetapkan menjadi 10 Bali Baru. Daya tariknya pun banyak. Dari mulai liburan pantai, watersport, adventure, rhino tur, dan wisata antar pulau, ada di sana. Kalau pesan ini disisipkan, nama Tanjung Lesung bisa makin cepat dikenal. Makin banyak orang yang berwisata ke sana,” kata Wawan.
Ke depan, nama Tanjung Lesung memang diprediksi bakal nge-hits seperti Bali. Akses menuju ke sana sedang dikebut pemerintah. Dari mulai jalur tol Serang-Panimbang, reaktivasi jalur kereta api, marina, Airstrip, Panimbang Airport, Mass Rapid Transit (MRT) rute Serpong-Tangerang-Rawa Buntu, semua sedang digarap.
Amenitasnya juga sudah tersedia. Beragam tempat hunian untuk wisatawan dari mulai hotel, villa, cottage, Boutique Eco-Resort, homestay, Hunting Lodge, semua ada.
“Jangan lupa, Tanjung Lesung adalah Paradise on The West Coast. Kalau semua lini bersatu mencapai target wisman 20 juta di 2019, saya yakin hasilnya bakal sangat dahsyat,” ujar dalang Wawan.