Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akhir Tahun 2016, Jogja Panen Wisatawan

Jogja benar-benar panen wisatawan, kalangan perhotelan di Jogjakarta sudah memasang target okupansi hingga 90% di Bulan Desember 2016.

zoom-in Akhir Tahun 2016, Jogja Panen Wisatawan
Tribun Jogja/Hamim
H Hotel 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki pertengahan Desember, kalangan perhotelan di Jogjakarta sudah memasang target okupansi untuk libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Mayoritas pede mematok target okupansi hingga 90%.

“Natal dan tahun baru itu jadi rejekinya hotel. Mayoritas hotel berani mematok target okupansi hingga 90%,”terang Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jogjakarta, Istijab, Senin (19/12).

Jogja benar-benar panen wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Optimisme itu bukan tanpa alasan. Hingga Oktober 2016, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di D.I. Jogjakarta terus naik.

Dari data yang dikeluarkan BPS DI Yogyakarta, secara rata-rata pada Oktober 2016 angkanya mencapai 59,39 persen. Prosentasenya naik sebesar 3,18 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang menunjuk besaran angka 56,21 persen. TPK hotel non bintang/akomodasi juga sama.

Angkanya mencapai 29,63 persen. Prosentase tadi mengalami kenaikan sebesar 2,41 poin dibandingkan September 2016 yang mencapai besaran angka 27,22 persen. Length of Stay tamu di hotel bintang di D.I. Jogjakarta juga ikut naik.

Hingga Oktober 2016 jumlahnya ada di kisaran 1,66 malam, atau mengalami kenaikan sebesar 0,03 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya.

Rata-rata tamu menginap terlama 1,94 malam terjadi pada hotel bintang empat sedangkan tersingkat 1,48 malam pada hotel dua dan bintang tiga.

Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,14 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,02 malam jika dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama selama 1,55 malam pada kelompok kamar 25-40, sedangkan tersingkat 1,00 malam pada kelompok kamar <10 dan >40.

Jumlah tamu yang menginap di hotel selama Oktober 2016 tercatat sebanyak 416.097 orang, terdiri dari 397.082 orang tamu nusantara dan 19.015 orang tamu mancanegara. Dari jumlah tersebut menginap di hotel bintang sebanyak 189.750 orang dan 226.347 orang menginap di hotel non bintang/akomodasi lain.

“Untuk libur Natal dan Tahun Baru, saya optimistis bisa menembus okupansi 90%. Jogjakarta itu kota wisata. Destinasi di Jogjakarta dan sekitarnya sudah banyak dikenal dunia. Ada Prambanan, Borobudur, wisata pantai, Gunung Merapi. Semuanya keren-keren,” tambah Istijab.

Istijab rupanya tak sendirian. Industri perhotelan di Jogjakarta juga ikutan pede mencapai target okupansi 90%. Hotel Indoluxe misalnya.

Hotel yang terletak di sebelah utara perempatan Ring Road Monumen Jogja Kembali itu sudah memasang target okupansi 90% “Libur Natal dan tahun baru okupansinya tetap tinggi. Jogjakarta tidak terpengaruh banyaknya hotel,” tutur Public Relation Indoluxe Hotel Jogja Fabiola Carla Puspita Siregar.

Memasuki Desember, okupansi hotel sudah mulai merangkak naik. Carla mengatakan, sampai Senin (19/12), okupansi hotel sudah tercapai 70%.

Bahkan beberapa tanggal sudah full.

“Yang booking sudah banyak,” katanya. Beberapa cara yang dilakukan untuk menarik tamu seperti menggelar pesta pergantian tahun, gala dinner di ballrooom dan dilanjutkan countdown party di lantai 19, dan masih banyak lagi.

Hal serupa juga dilakukan Hotel Prima In yang beralamat di Jl. Gandekan Lor. Hotel bintang tiga yang masuk kawasan ring 1 Jogja itu secara spesial mendatangkan tokoh Santa Claus pada perayaan Natal nanti. Santa Claus akan membagikan kado untuk para tamu.

Bintang Austerity selaku Public Relation Executive di Hotel Prima In mengatakan, hotelnya menawarkan harga yang spesial dan tidak melakukan banting harga demi menarik tamu.

“Natal dan tahun baru benar-benar rejekinya hotel. Dengan harga tinggi pun masih banyak yang beli,” katanya.

Sementara itu di Hotel Santika sudah terjadi peningkatan tamu sejak Oktober. Public Relations Admin Santika Hotel Satri mengatakan, hal tersebut terjadi karena ada banyak tamu menginap dari kalangan instansi pemerintah. Lama tinggal juga ada kenaikan.

“Sekarang rata-rata tiga hari dua malam,” katanya. 

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas