TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Rekomendasi 200 Dai yang dikeluarkan Kementerian Agama RI dinilai blunder yang dapat berimplikasi buruk terhadap citra kementerian yang dipimpin Lukman Hakim Saifuddin.
Sekaligus terhadap citra Presiden Jokowi. Apalagi, pada saat Jokowi sedang gencar-gencar nya membangun komunikasi harmonis dengan para tokoh Islam.
Hal ini diungkapkan oleh peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), Toto Izul Fatah, Sabtu (19/5/2018) . “Sangat disesalkan pilihan sikap Menteri Agama yang ceroboh dan tidak peka dengan perkembangan situasi politik saat ini, Presiden Jokowi sedang gencar membangun komunikasi harmonis dengan kalangan Islam, khususnya para tokoh tokoh Islam, tiba-tiba mengeluarkan rilis rekomendasi 200 Dai,” ungkap Toto.
Apalagi, lanjut Toto, rilis itu keluar pada saat momentum duka pasca terjadinya rentetan isu teroris di sejumlah wilayah yang menelan banyak korban jiwa. Dalam kontek ini, Menteri Lukman seolah-olah sedang member kesan atribusi terhadap sejumlah tokoh Islam, khususnya para dai atau penceramah agama, antara yang radikal pro teroris dengan yang moderat anti anti teroris.
Padahal, dari sejumlah tokoh agama itu, rasanya tak ada satu pun dai yang pro teroris. Mereka sepakat berjamaah mengecam teroris.Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, jika kesan ini menguat dan massif, bukan mustahil akan berimplikasi terhadap munculnya sikap antipasti umat Islam terhadap pemerintah, khususnya Presiden Jokowi.
Walaupun, mungkin saja, awalnya Menteri Lukman ingin mencari simpati Presiden Jokowi dengan merilis rekomendasi itu, tapi yang terjadi sebaliknya, justru menuai sikap antipati.
“Ini jelas sangat merugikan pemerintah. Dengan rilis Kementerian Agama ini para tokoh Islam diberi ruang yang luas untuk terkotak-kotak menjadi, setidaknya, dua kotak besar, antara yang pro pemerintah dengan yang anti pemerintah," kata Toto.
"Sekali lagi, ini sangat tidak kondusif buat persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, jika terjadi pengkotakan yang ekstrim, yang rugi bukan saja umat Islam, tapi berimplikasi juga kepada umat lain,” jelas Toto lagi.
Karena itulah, lanjut Toto, Menteri Lukman sebaiknya segera memberi penjelasan yang utuh tentang rilis tersebut, kalau perlu mencabutnya demi kepentingan yang lebih besar. Yaitu, terhindarnya bangsa ini dari gejolak politik yang tidak perlu.
Toto kemudian mengingatkan agar para tokoh Islam diluar daftar 200 Dai tidak terprovokasi oleh rilis kementerian agama itu. “Berbaik sangka saja lah, kalau banyak para Dai yang tak masuk dalam rekomendasi itu, bukan berarti Anda pro teroris atau radikal atau anti pemerintah,” tegas Toto.