Kerusuhan Mesir Dipicu Sentimen Anti Israel
Zuhairi Misrawi, menyebut kerusuhan yang terjadi di Kairo, Mesir, saat ini bisa memicu ekskalasi peperangan yang lebih besar.
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Timur Tengah, Zuhairi Misrawi, menyebut kerusuhan yang terjadi di Kairo, Mesir, saat ini bisa memicu ekskalasi peperangan yang lebih besar. Ini disebabkan karena kerusuhan tersebut dipicu oleh sikap anti Israel yang dikobarkan rakyat Mesir.
"Kerusuhan yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan kerusuhan saat penggulingan rezim Hosni Mubarok. Saat ini muatannya lebih kepada peperangan berbau ideologi yakni gerakan anti Israel," kata Zuhairi di kantor Tribunnews, Jakarta, Sabtu (10/9/2011).
Kairo kembali bergejolak setelah otoritas pemerintahan Israel menolak bertanggung jawab atas tewasnya lima anggota kepolisian Mesir yang disinyalir dilakukan oleh militer Israel. Aksi turun jalan dan demonstrasi besar-besaran kembali dilakukan rakyat Mesir mulai, Jumat (9/9/2011) malam waktu setempat.
"Dalam kasus ini, Israel harus bersikap lebih bijak. Harus ada pembicaraan yang lebih serius dengan Dewan Agung Militer Mesir untuk menyelesaikan kasus ini. Israel harus meminta maaf kepada rakyat Mesir," tambah Zuhairi.
Jika Israel tidak meminta maaf, Zuhairi khawatir ekskalasi kerusuhan di Mesir bertambah besar bahkan bisa memunculkan perang antar kedua negara yang tentunya akan sangat merugikan semua pihak. Ia juga berseru agar Amerika Serikat bisa ikut bersikap bijak atas insiden ini.
Israel meminta bantuan kepada pemerintahan Amerika Serikat untuk campur tangan menangani kerusuhan di Mesir. Kemarahan rakyat Mesir terhadap Israel saat ini sampai pada sebuah tindakan penyerangan kantor kedutaan besar Israel di Kairo dan pengusiran duta besar Israel dari Negeri Piramida tersebut.