Menghina dengan Sebutan 'Republik Pisang', Arab Saudi Tuntut Kanada Minta Maaf
Arab Saudi tidak terima dengan ejekan Pemerintah Kanada yang menyebut Kerajaan Arab sebagai 'Republik Pisang'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pemerintah Arab Saudi menuntut Kanada menyampaikan permintaan maaf karena menyerukan pembebasan terhadap para Aktivis Hak Perempuan Saudi.
Selain itu, Arab Saudi juga tidak terima dengan ejekan Pemerintah Kanada yang menyebut Kerajaan Arab sebagai 'Republik Pisang'.
Permintaan maaf itu harus dilakukan jika Kanada ingin menyelesaikan perselisihan diplomatik yang sedang berlangsung saat ini dengan negara di Timur Tengah itu.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (28/9/2018), Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel al-Jubeir mengultimatum pemerintah Kanada untuk tidak mempermainkan negaranya.
Baca: Prabowo Maju di Pilpres, Keluarga Cendana yang Dulu Konflik Kini Makin Kompak
"Kami tidak ingin menjadi 'sepakbola politik' dalam politik domestik Kanada, cari bola lain saja untuk bisa dimainkan," kata al-Jubeir, saat menghadiri acara Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat, pada Rabu malam.
"Sangat mudah untuk memperbaikinya, minta maaf dan katakan kalau anda telah membuat kesalahan," tegas al-Jubeir.
Baca: Lowongan CPNS, Ini Besaran Gaji dan Tunjangan untuk yang Lulusan SMA
Sementara itu pada Agustus lalu, Arab Saudi telah membekukan perdagangan barunya dengan Kanada.
Negara penghasil minyak tersebut telah memblokir impor gandum dan mengusir Duta Besar Kanada.
Bahkan Arab Saudi juga telah memerintahkan semua mahasiswanya yang berkuliah di Kanada untuk pulang, setelah Kanada menyerukan pembebasan Aktivis yang ditahan karena mendesak lebih banyak hak bagi perempuan di Arab Saudi.
Baca: Semua Bobotoh Pengeroyok Haringga Sirla Mengelak Saat Polisi Meringkus dari Kerumunan Supporter
Menanggapi sikap Arab Saudi, Menlu Kanada Chrystia Freeland mengatakan pada awal pekan ini bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan al-Jubeir di sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di New York.
Ia ingin membahas perselisihan antara kedua negara itu, namun ternyata pertemuan tersebut tidak pernah terjadi.
Al-Jubeir menyebut kritikan Kanada terhadap penangkapan para aktivis itu sebagai hal yang 'sangat keterlaluan'.
"Kami menuntut pembebasan segera dan kemerdekaan Quebec, pemberian hak yang setara untuk orang Indian Kanada, anda dapat duduk dan membicarakannya, tapi menuntut pembebasan segera dari Arab Saudi? Republik Pisang? Negara mana yang mau menerima sebutan itu? Tidak, kami tidak akan menerima itu," tegas al-Jubeir.