Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sidney Jones: Wahdah Islamiyah Bukan Organisasi Teroris

Pengamat teroris, Sidney Jones, mengatakan, kesan yang menyebutkan bahwa organisasi Wahdah Islamiyah, bukanlah organisasi teroris.

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-in Sidney Jones: Wahdah Islamiyah Bukan Organisasi Teroris
Persda Network/Yuli Ahmada
Sidney Jones 
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Irham

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pengamat teroris yang juga Direktur Crisis Group (ICG) Asia Tenggara, Sidney Jones, mengatakan, kesan yang menyebutkan bahwa organisasi Wahdah Islamiyah yang bermaskas di Makassar, bukanlah organisasi teroris.

"Jadi kalau bapak dan teman-teman dari Wahdah Islamiyah mendapat kesan seolah-olah kami mengecam  sebagai organisasi teroris, saya kira itu mungkin salah paham," kata Sidney saat menjadi pembicara di Seminar Terorisme dan Konflik Asia Tenggara yang digelar mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fisip, Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa (29/06/2010).

Selain Sidney, hadir juga sebagai pembicara Pembantu Rektor IV Unhas Dr Dwia Aristina Kalla. Seminar digelar di Auditorium Prof Ahmad Amiruddin Fakultas Kedokteran Unhas.

Sidney Jones dalam makalahnya yang berjudul "Lesson Learned From Conflict in South East Asia" memaparkan, secara umum empat jenis konflik yang ada yakni Ethno Nationalist Insurgency/Rebellion (Konflik Pattani di Thailand, Moro di Filiphina, Aceh Before 2005), Communal Conflik (Maluku, Poso  Political/economic first, Relegious later), Ethnic Konflik (Dayak-Madura), Ideological Conflict (NPA, CPT, Global Jihad)

Pemateri kedua, Dwia membawakan materi berjudul Exploring Conflict Communal In Luwu dan ATM Is There Any Terorist Engagement?

Pengamat masalah sosial ini lebih banyak menjelaskan tentang konflik-konflik lokal yang terjadi di Sulsel, seperti di Luwu dan konflik ATM di Polmas.

Dan adanya fakta yang ditemukan, peran perempuan/ibu rumah tangga sebagai salah satu problem Solving dari Konflik.

BERITA TERKAIT

Setelah dibuka sesi tanya jawab, para peserta yang hadir dari kalangan mahasiswa, dan aktivis Islam sangat antusias mengajukan pertanyaan dan tanggapan.

Salah satunya dari kalangan aktivis Islam memberikan tanggapan. Diawali dengan pernyataan bahwa tidak boleh mengidentikkan Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan terorisme, karena kecendrungan umum selama ini  seakan-akan ketika berbicara tentang terorisme, selalu ditujukan ke Islam dan umat Islam.

Pada kesempatan lain, saat santap malam bersama beberapa civitas akademika Unhas, Sekjen Wahdah Islamiyah (WI) Ustad Muh Qasim Saguni mengatakan bahwa yang selama ini dikatakan ada orang Wahdah Islamiyah yang punya hubungan dengan aksi-aksi kekerasan dan pemboman, itu semua tidak benar.

"Kalau memang ada orang yang pernah berhubungan dengan Wahdah Islamiyah, itu kita bisa pungkiri dalam batas silaturahmi dan hubungan dakwah secara umum."

"Adapun tentang dua mahasiswa Aceh yang pernah kuliah di Wahdah, pihak kampus sudah men-DO jauh hari sebelum kejadian penangkapan  teroris, karena tingkah laku kedua mahasiswa ini sudah tidak bisa diatur dan sering mengedarkan tulisan-tulisan yang berbau terorisme di kampus," tegas Sekjen WI ini.

Ustad Muh Qasim Saguni ikut didampingi dua pengurus DPP WI, Ketua Dewan Syuro Ustad DR Hamid Habbe dan Ketua Departemen Dakwah WI Ustad Rahmat Abdurrahman, Lc, MA.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas