Beras Petani tak Dibeli, Pemerintah Malah Impor
Para petani di Kalimantan Barat mengecam keputusan pemerintah untuk mengimpor beras.
Editor: Sugiyarto
Tribun Sumsel/ABRIANSYAH LIBERTO
Sri Kusumastuti seorang petani sedang menanam benih padi di sawahnya yang terletak di Desa Celikah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan,Kamis (28/6/2012). Rata-rata hasil panen gabah kering yang dihasilkannya dalam setahun 2 ton gabah kering , gabah kering yang di jual per kilo senilai Rp 4 ribu.(Tribun Sumsel/Abriansyah Liberto)
TRIBUNNEWS.COM, SUNGAI RAYA - Para petani di Kalimantan Barat mengecam keputusan pemerintah untuk mengimpor beras. Pasalnya, tidak semua beras produksi petani terserap oleh Perum Bulog.
Ketua Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Petani Pedesaan Swadaya Kubu Raya, Abas, Minggu (22/7/2012) mengatakan, kebijakan itu akan semakin menyengsarakan petani. "Ada banyak beras petani lokal yang tak terbeli Bulog karena harganya tidak sesuai. Setelah beras impor masuk Indonesia, beras petani lokal makin tak kompetitif," kata Abas.
Harga padi dan beras produksi petani cenderung tinggi karena subsidi yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran. Pupuk subsidi misalnya, petani Kalbar sulit mendapatkannya sehingga terpaksa membeli dengan harga mahal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.