Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indahnya Keberagaman di Indonesia
Indonesia Berduka. Lagi-lagi ada sekelompok oknum yang dengan bangganya meledakan diri dan meneror dengan senjata mereka di kawasan Sarinah, Thamrin,
Penulis: Arif Saefudin
Ditulis oleh : Arif Saefudin, Guru SMA Negeri 2 Purbalingga, Alumnus Pascasarjana UNS Solo
TRIBUNNERS - Indonesia Berduka. Lagi-lagi ada sekelompok oknum yang dengan bangganya meledakan diri dan meneror dengan senjata mereka di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.
Perlakuan represif ini merupakan langkah yang naif, karena sikap ini justru merupakan sikap blunder bagi para oknum yang katanya “para pejuang agama” itu.
Padahal didalam Islamn sendiri pembunuhan diharamkan, meski hanya membunuh satu orang yang tidak bersalah maka hal ini bisa diibaratkan membunuh manusia seluruhnya, hal ini bisa kita lihat dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 32.
Kita diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Bukannya untuk saling mendominasi satu pihak dengan pihak yang lain.
Kita diuji kedewasaannya karena sikap kita yang termakan oleh sifat egoisme dibandingkan dengan nasionalisme sehingga menciptakan keharmonisn sebagai sebuah bangsa.
Memahami Harmonis
Pelangi indah karena berbeda karena terdiri dari bagian warna yang berbeda, bukan dari satu warna yang sama.
Begitupun dengan harmonis, selama ini kita memahami kata harmonis terlalu sempit, sebagian dari kita berfikir bahwa harmonis selalu tidak ada konflik.
Namun bila dibayangkan keadaan yang tidak ada konflik itu ternyata menimbulkan hilangnya rasa empati antar masyarakatnya. Meskipun mereka hidup dalam satu lingkungan, namun sibuk dengan dunia mereka sendiri.
Konflik akan selalu ada jika masih ada orang yang tidak berfikir secara dewasa. Karena setiap adanya konflik justru mengukur kedewasaan kita, yaitu bisa belajar dari kesalahan, dan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang bijaksana dalam menyikapi adanya konflik kedepannya.
Konflik akan muncul karena adanya ketidaksepahaman, dan untuk mengatasi ketidakepahaman itu dibutuhkan rasa kepedulian yang tinggi.
Harmonis bisa tercipta apabila kita dapat mengatasi perbedaan itu, bukannya dengan cara menyatukannya tetapi dengan menumbuhkan rasa saling memahami dan menghargai bahwa perbedaan adalah hal yang mutlak ada dan sudah menjadi hukum Tuhan, namun sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai luhur dari kita hanya perlu “mencintai dengan sepenuh hati” perbedaan itu.
Bukankah Indonesia ini indah karena terpancar perbedaan dari Sabang sampai Marauke? Belajarlah dari kemaharajaan Majapahit dulu.
Dalam catatan sejarah, kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang menggoreskan tinta emas. Hal ini karena Majapahit sudah melahirkan dan mempersatukan konsep Nusantara, bahkan hingga kewilayah-wilayah yang sekarang sudah tidak lagi menjadi wilayah teritorial Indonesia.
Presentase toleransi antara Hindu dan Budha pada zaman Majapahit yang sangat tinggi membuat kedua agama superpower pada masanya itu dapat saling berdampingan, hal ini menjadi salah satu indikator suksesnya kerajaan tersebut mencapai kehidupan yang harmonis. Beberapa golongan hingga saat ini tidak sadar bahwa telah diadu domba oleh egoismenya sendiri.