Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akui Belum Bisa Kendalikan Covid-19, Jokowi: Semua Harus Pakai Data Keilmuan yang Ketat

Akui belum bisa kendalikan penyebaran virus corona di semua wilayah, Jokowi tekankan pentingnya data

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
zoom-in Akui Belum Bisa Kendalikan Covid-19, Jokowi: Semua Harus Pakai Data Keilmuan yang Ketat
Tangkap layar channel YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat terbatas 28 Mei 2020 - Akui Belum Bisa Kendalikan Covid-19, Jokowi: Semua Harus Pakai Data Keilmuan yang Ketat 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo akui pemerintah belum bisa kendalikan penyebaran virus corona di semua wilayah Indonesia.

Hal itu disampaikan presiden ketika meninjau Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (2/6/2020), seperti diberitakan Tribunnews.com.

Karena hal itu, Jokowi menekankan pelonggaran pembatasan aktivitas warga harus dilakukan dengan terukur.

"Pembukaan baik itu pembukaan untuk tempat ibadah, pembukaan untuk aktivitas ekonomi, pembukaan untuk sekolah semuanya melalui tahapan-tahapan yang ketat." kata dia.

Menurutnya, pembukaan berbagai tempat publik harus didasarkan pada perhitungan ilmiah.

Satu di antara indikatornya adalah dengan melihat angka reproduksi Covid-19 atau R-nought.

Baca: New Normal di Depan Mata, Namun Bali Belum Buka Pariwisata, Apa Alasannya?

ILUSTRASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.
ILUSTRASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

"Semuanya memakai data-data keilmuan yang ketat sehingga kita harapkan akan berjalan dari tahapan ke tahapan dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi sesuai dengan angka-angka yang tadi saya sampaikan," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

BACA SELENGKAPNYA>>>>>>>>>>>>

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas