Rayakan Hari Jadi ke-2, PPI Harap Bisa Berperan Lebih Luas Bantu Negara Bereskan Masalah
Harapan kedua, yakni melakukan refleksi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Maksudnya adalah menjalin kerja sama dengan BRIN
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 bertema 'Memantapkan Peran PPI Menuju Organisasi Profesi yang Tumbuh, Sehat dan Terpercaya' di Ruang Seminar Widya Graha BRIN, Jalan Gatot Subroto, Jakarta pada Kamis (21/12/2023).
Ketua Umum PPI, Ir. Syahrir Ika menyampaikan tiga harapannya untuk organisasi yang dipimpinnya ke depan.
Di antaranya target agar PPI jadi organisasi yang bisa memberikan akreditasi kepada penerbit buku ilmiah atas hasil karya dari para periset. Akreditasi ini dapat menunjukkan bahwa hasil riset berbentuk buku itu dapat dipercaya.
Harapan kedua, yakni melakukan refleksi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Maksudnya adalah menjalin kerja sama dengan BRIN untuk melakukan introspeksi dan pengawalan atas regulasi periset negara.
"Nah, ini yang kita kawal, sehingga BRIN ini betul-betul mengelola ekosistem riset dengan bagus, didampingi oleh kami sebagai mitranya, sehingga bisa mensuport kerja-kerja riset," kata Syahrir kepada Tribun Network.
Kemudian, menyiapkan anggota periset dengan kualitas memadai dan publikasi melimpah khususnya soal inovasi.
Dia pun berharap peran PPI pada masa mendatang dapat kian luas sehingga dapat membantu masyarakat dan negara dalam menyelesaikan masalah bangsa.
"Kita perluas peran PPI untuk membantu masyarakat dan negara menyelesaikan masalah-masalah bangsa. Dengan begitu kita harap, di internal kami, para anggota itu merasa PPI ini bermanfaat buat dia, mendorong mereka lebih maju, dan bermanfaat bagi negara," ungkap Syahrir.
Dalam peringatan Hari Jadi ini, PPI juga mengumumkan pemenang penganugerahan Young Researchers Award (YRA) 2023 untuk tiga kategori, yakni dosen, perekayasa dan peneliti.
Pada kategori Dosen, juara pertama diraih oleh Prof. Dr. agr. Ir. Muhammad Cahyadi dari Universitas Sebelas Maret Purwakarta, Jawa Tengah.
Cahyadi aktif dalam melakukan marker genomik untuk memilih ternak yang unggul seperti pada Sapi Bali dan Friesian Holstein, serta pemanfaatan marker genomik untuk mendeteksi spesies non halal pada daging dan produk olahannya.
Kemudian pada kategori Perekayasa, juara pertama diraih oleh Prasetyo Aji dari Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN.
Baca juga: BRIN: Harga hingga Baterai Jadi Tantangan untuk Ajak Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik
Salah satu pengembangan yang dilakukannya adalah Sistem Operasi Pengisian Kendaraan Listrik (SONIK), pengembangan inovasi AC CS dan konversi kendaraan FIN Komodo.
Sedangkan pada kategori Peneliti, juaranya ialah Ir. Athanasia Amanda Septevani dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN.
Satu di antaranya yang dilakukan Athanasia yakni mengembangkan Selulosa berukuran mikro hingga nanometer yang punya kelebihan diantaranya ringan dan kuat serta mudah dimodifikasi ke berbagai bidang produk seperti lingkungan, energi, manufaktur dan biomedical.
Athanasia mengatakan periset muda juga bisa menjadi role model. Menurutnya hal itu merupakan tantangan dan tugas baru bagi dirinya selaku periset muda dan pemenang anugerah YRA 2023 ini.
"Harapannya dari pemilihan periset award ini bahwa kami juga bisa menjadi role model. Ini salah satu tantangan dan tugas baru bagi kita," ungkap Athanasia.