TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 30 kelompok peserta Program Kumpul Jasa yang terdiri dari gabungan alumni Kartu Prakerja dan pelaku UMKM Pojok Lokal Sampoerna Retail Community (SRC) terlihat hadir untuk menunjukkan hasil kolaborasi mereka, di Ballroom Hotel Pangeran, Pekanbaru, Jumat (29/11/2024).
Di antara beberapa acara, Kelompok 23 yang membimbing UMKM Bolu Kemojo Afifah, terlihat mencuri perhatian dengan transformasi luar biasa yang membawa mereka menjadi juara.
Program Kumpul Jasa sendiri merupakan kerja sama antara Kartu Prakerja yang dicanangkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia dan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
SETC dikenal sebagai program unggulan yang sukses membina pelaku UMKM hingga mampu menembus pasar internasional. Kali ini, program tersebut menyasar UMKM lokal di Provinsi Riau dengan pendekatan kolaboratif, di mana para alumni Prakerja menjadi fasilitator yang membimbing satu UMKM, sementara mentor SETC memastikan kualitas pembinaan.
Bagus Arya Kusuma, salah satu mentor SETC mengatakan, “Tujuan program ini bukan sekadar meningkatkan produk UMKM. Tetapi juga memberikan pengalaman nyata bagi alumni Prakerja dalam berkontribusi untuk masyarakat.”
Untuk diketahui, setiap kelompok yang tergabung terdiri dari tiga hingga empat alumni Prakerja yang dipasangkan dengan satu UMKM. Mereka bekerja sama untuk mengembangkan produk, memperbaiki strategi pemasaran, hingga menyusun pembukuan yang lebih baik.
Transformasi UMKM Bolu Kemojo Afifah
Kelompok 23 merupakan kolaborasi antara tiga alumni Prakerja yaitu Magistra Dwinovia Indriani, Indah Nur Ramadani Ali, dan Akmal dengan UMKM Bolu Kemojo Afifah sebagai UMKM binaan mereka.
Sebelumnya, usaha yang dijalankan oleh Novriani Sartika bersama suaminya ini berjalan sangat sederhana di dapur rumah mereka. Hanya ada satu varian rasa bolu kemojo dengan kemasan seadanya yang dipasarkan secara terbatas di Pojok Lokal SRC serta beberapa warung kecil.
Namun, melalui pendampingan para alumni Prakerja yang telah dibina oleh mentor SETC, Bolu Kemojo Afifah mengalami perubahan besar. Produk yang awalnya hanya memiliki satu varian rasa, yaitu pandan, kemudian didorong untuk berkreasi hingga lahirlah varian rasa baru, seperti gula aren, ubi ungu, dan ubi kuning.
Selain itu, kemasan produk yang awalnya hanya plastik biasa tanpa logo dan direkatkan seadanya, kini hadir dengan kemasan yang lebih variatif ukurannya serta lebih aman. Bahkan, kemasannya pun juga di desain yang lebih menarik dan unik, lengkap dengan logo baru yang dipertimbangkan sedemikian rupa serta memiliki makna filosofis sendiri.
“Saya tidak pernah menyangka usaha kecil saya bisa punya kemasan sebagus ini,” ungkap Ibu Novi penuh haru. Produk ini kini tidak hanya menarik perhatian pasar lokal, tetapi juga berpotensi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Diakui oleh para alumni Prakerja, program ini tidak hanya membawa manfaat bagi UMKM, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mereka. Magistra, salah satu pembina Kelompok 23 yang fokus pada bidang pemasaran, mengakui bahwa proses memahami kebutuhan UMKM adalah tantangan tersendiri.
“Kami harus benar-benar memahami bisnis mereka dari nol, lalu menjabarkan tantangannya, apa yang perlu diperbaiki. Lalu mencari cara agar produk lebih menarik dan kompetitif,” jelas Magistra.
Para alumni juga belajar berbagai keterampilan baru, mulai dari strategi pemasaran digital, penggunaan aplikasi desain hingga pengelolaan pembukuan yang rapi. Keahlian-keahlian ini menjadi bekal berharga untuk usaha mereka sendiri di masa depan.
Kompetisi dan apresiasi
Pada acara Puncak Kumpul Jasa, dari 30 kelompok tersebut kemudian dipilih sembilan kelompok terbaik untuk mempresentasikan hasil pendampingan mereka di hadapan panel juri. Kompetisi ini memberikan motivasi tambahan bagi peserta untuk menampilkan yang terbaik.
Kelompok 23 tampil memukau dengan cerita transformasi Bolu Kemojo Afifah, yang akhirnya membawa mereka menjadi juara kedua.
“Keberhasilan ini adalah bukti kerja keras dan kolaborasi yang solid,” ujar Akmal, salah satu anggota kelompok.
Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Arief Triastika, menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menciptakan perubahan nyata.
“Program ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak yang signifikan,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Dwina M. Putri selaku Direktur Kemitraan, Komunikasi, dan Pengembangan Ekosistem PMO Prakerja, berharap semangat kolaborasi ini terus berlanjut.
“Kolaborasi multi-pihak adalah kunci membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan,” paparnya.
Kisah Kelompok 23 dan Bolu Kemojo Afifah adalah bukti nyata bahwa langkah kecil dengan dukungan yang tepat bisa menghasilkan dampak besar. Dengan produk yang kini lebih menarik dan strategi pemasaran modern, Bolu Kemojo Afifah telah membuka babak baru dalam perjalanannya.
“Saya tidak hanya belajar, tetapi juga merasa lebih percaya diri dalam menjalankan usaha. Program ini telah mengubah hidup keluarga saya,” kata Ibu Novi.
Acara ini juga mengubah cara pandang alumni Kartu Prakerja terhadap peran mereka di masyarakat. Program ini membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari komunitas kecil yang saling mendukung.
Dari Pekanbaru, Siak, hingga Kampar, perjalanan ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus berkarya dan berkolaborasi dalam rangka mengembangkan UMKM sebagai salah satu tulang punggung ekonomi kerakyatan untuk pencapaian target pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi 8 persen.