"Kami bukan binatang, kami adalah manusia," kata Yousef.
"Kami ingin orang-orang melihat kami sebagai manusia, merasakan kami sebagai manusia, memperlakukan kami sebagai manusia, karena inilah kami."
Ahmed Rehab, direktur eksekutif dari organisasi tersebut, mengatakan: "Warga Palestina, sekali lagi, yang merasa sakit hati atas apa yang terjadi pada rakyatnya juga jadi harus takut tentang keselamatan hidup dengan tinggal di sini, di negara demokrasi paling bebas di dunia."
Dalam beberapa hari terakhir, polisi di sejumlah kota di Amerika Serikat meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan kekerasan yang didorong oleh sentimen Islamofobia dan antisemitisme.
Lembaga FBI, bersama dengan kelompok Yahudi dan Muslim, melaporkan meningkatnya kebencian dan ancaman.
Organisasi tersebut juga menyebut kejahatan kebencian sebagai "mimpi terburuk kami", serta melihat adanya lonjakan laporan dan kiriman email yang meresahkan sejak pecahnya perang Palestina dan Israel.
Kelompok tersebut mengutip beberapa pesan yang diterima warga Muslim jika penyerangnya mengirimkan pernyataan-pernyataan yang meremehkan umat Muslim.
Direktur FBI Chris Wray mengatakan FBI bergerak cepat untuk mengurangi ancaman tersebut.
Seorang pejabat senior FBI yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena aturan di FBI, mengatakan sebagian besar ancaman yang ditanggapinya dinilai tidak kredibel, tapi mereka menanggapi ancaman dengan serius.
Ia mengatakan para agen diminta untuk bersikap "agresif" dan proaktif dalam berkomunikasi selama sepekan terakhir dengan para pemimpin umat beragama.
Ia menambahkan maksudnya bukan untuk membuat siapa pun merasa menjadi sasaran, melainkan untuk meminta para ulama dan pemimpin agama lainnya melaporkan kepada penegak hukum jika melihat sesuatu yang mencurigakan.
AP