Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco dan Yoni Iskandar Dinata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi yang begitu cepat, tidak heran membuat Chairman Kelompok Kompas Gramedia serta Pimpinan Umum Harian Kompas, Jakob Oetama mencoba membuka kembali literaturnya yang ia temukan pada tahun 1912.
Salah satu program kerjanya adalah mengembangkan wirausaha dan m engembangkan kegiatan ekonomi.
"Jadi kemauan kebutuhan komitmen ini menyertai bangkitnya kebangkitan nasional sampai sekarang masih harus kita lanjutkan. Bakat ada, luar biasa, kesempatan barangkali yang harus dikuak lebih luas dan bantuan kepada mereka yang masih lemah," ujar Jakob di acara Konferensi Inovasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil di Universitas Multimedia Nusatara (UMN), Serpong, Tangerang, Kamis (15/7/2010).
Jakob melanjutkan kalau belajar tentang filosofi Pancasila, bukan sekedar ekonomi pasar, tapi ekonpmi pasar sosial. Sehingga dimensi untuk warga yang kecil dan tidak mapu tapi punya hansrat menjadi salah satu programnya.
"Saya teringat buku, wirausaha tidak hanya teknis tapi sikap dan nilai. Waktu atau kepercayaan. Pandai-pandai memegang uang, taat hukum. setia dengan apa yang dikatakan dan di janjikan. Bayar pajak, ini adalah bagian-bagian yang esensial dari entrepreneurship yang harus dimulai dana dikerjakan," imbuh dia.
Walapun Jakob tidak pernah pernah belajar ekonomi perusahan, namun ia menempatkan dirinya pada suatu usahan dan mempublisir tema-temannya yang mempunyai kemampuan.
Jati diri Indonesia ini sebenarnya, kata Jakob, merupakan sumber daya kreatif untuk kerjasama dari yang kecil menengah. "Kepercayaan dan kesempatan ini sekaligus ingin saya berbagi dengan para hadirin.
Wirausaha, itulah salah satu kunci strategis bagi kemajuan bangsa, dengan itu itu kita akan sangggup wujudkan cita-cita masyarakat yang berekonomi pasar sosial," jelas dia.