News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Redenominasi Rupiah

IHSG Jadi Tertekan

Editor: Harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ugi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Redenominasi rupiah terbukti menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar modal. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dibuka cerah dan langsung menguat beberapa poin itu, akhirnya terhempas 85,32 poin atau 2,79 persen ke level 2.973,65.

Penguatan pada awal sesi perdagangan itu tidak bertahan lama. IHSG langsung berbalik arah ke zonanegatif seiring dengan pelemahan saham-saham sektor konsumsi dan perbankan. Pada penutupan sesipertama, IHSG sudah melorot 46,45 poin (1,52 persen) di posisi 3.012,53.

"Penurunan indeks berlanjut hingga penutupan sesi ke dua. Sentimen wacana penyederhanaan nilai mata uang rupiah atau redenominasi sepertinya membuat investor pasar modal panik, sehingga mereka banyak melepaskepemilikan sahamnya," ujar pengamat pasar modal Arief Budisatria.

Menurut Arief, selain dipengaruhi oleh wacana redenominasi rupiah, juga dipengaruhi inflasi terbaruyang direalees oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Regional Asia masih melanjutkan penguatan mengikutipenguatan bursa Wall Street.

"Tapi IHSG justru terpuruk. Ini artinya sentimen negatif berasal dari dalam negeri," katanya.

Saham-saham sektor konsumsi dan perbankan merosot cukup dalam. Koreksi saham-saham raksasa perbankan seperti BCA (BBCA), Bank Mandiri (BMRI) dan BRI (BBRI) memimpin laju penurunan diikuti dengan saham-saham konsumsi. Saham-saham sektor pertambangan tampak menguat sendirian lantaran masih adanya daya beli pada sejumlah saham tambang logam dan batubara.

Namun secara umum, sebagian besar saham unggulan terkena imbas aksi jual. Dalam situasi seperti ini, saham-saham lapis dua dan tiga tampak menjadi incaran investor.

Saham-saham gorengan seperti Energi Mega (ENRG), Benakat (BIPI) dan sebagainya menguat tajam lebih dari 15 persen. Pemodal asing tercatat melakukan pembelian saham sebesar Rp 1,24 triliun dan nilai penjualan senilai Rp1,83 triliun, sehingga terjadi penjualan bersih (net selling) Rp 588,23 miliar.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan mencatat total nilai transaksi mencapai Rp 5,27 triliun dan volume tercatat 10,35 juta lot dengan frekuensi 123.861 kali. Sebanyak 43 saham menguat, 196 melemah, 52 stagnan, dan190 saham tidak terjadi transaksi. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini