TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, menggelar rapat terbatas dengan Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi dan Industri.
Itu dilakukan untuk menyikapi gejolak dari perajin tahu dan tempe. Menurut Kepala Dinas KUMKMP DKI Ratnaningsih, rapat membahas tentang tuntutan para perajin tahu dan tempe.
Ratna menjelaskan, rapat terbatas menghasilkan tiga rekomendasi, untuk mengakomodasi keinginan ribuan perajin tahu dan tempe.
"Pertama, pemerintah pusat akan memenuhi tuntutan agar bea impor kedelai diturunkan, dari lima persen menjadi nol persen," ujar Ratna, Rabu (25/7/2012).
Kedua, lanjutnya, pemerintah akan mengusahakan agar perajin melalui Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) terlibat langsung sebagai importir kedelai. Ketiga, bakal dibahas pengendalian harga kedelai dipegang kembali oleh Bulog.
Sehingga, tutur Ratna, Bulog yang menjadi stabilisator harga. Harapannya, jika harga tinggi, maka Bulog yang mengontrol bagaimana mengatasinya.
"Bulog juga yang mengatur ketersediaan bahan baku kedelai nantinya," jelas Ratna.
Ratna menambahkan, keputusan tersebut telah disampaikan kepada perwakilan perajin tahu dan tempe.
Sehingga, produksi tahu dan tempe yang sempat mogok bisa dilanjutkan kembali.
"Jadi, mereka akan produksi lagi. Besok akan diadakan pertemuan lagi antara Dinas KUMKMP dengan perajin tahu dan tempe se-DKI Jakarta," ungkap Ratna. (*)
BACA JUGA