Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Melonjaknya harga kedelai dalam beberapa bulan terakhir sangat memukul industri tempe dan tahu di Kabupaten Lampung Selatan.
Rata-rata para pengusaha tempe dan tahu di wilayah bumi khagom mufakat mengalami penurunan omset hingga mencapai 50 persen. Dan beberapa diantaranya terancam gulung tikar.
Seperti yang diungkapkan oleh Juli, salah seorang pengusaha pembuat tempe di dusun Umbul Tempe, Way Urang, Kalianda, Lampung Selatan kepada Tribunlampung, Jumat (27/7/2012). Ia mengatakan akibat kenaikan harga kedelai dalam beberapa bulan terakhir yang cukup tinggi jumlah produksi usahanya mengalami penurunan drastis.
Biasanya, lanjutnya, dalam satu hari ia menghabiskan 200 kilogram kedelai untuk memproduksi tempe. Namun sejak dua bulan terakhir, ia hanya mampu menghabiskan 125 kilogram kedelai dalam satu hari untuk memproduksi tempe.
“Bahkan sejak dua bulan lalu saya sudah merupakan seorang karyawan yang biasanya bekerja dengan saya. Sekarang saya hanya memproduksi tempe bersama dengan anak saya,” ujarnya.
Juli mengatakan, bahwa kenaikan harga kedelain dalam dua bulan terakhir mengalami lonjakan tertinggi. Dimana sebelumnya harga kedelai pada pedagang tempat biasa ia membeli hanya berkisar Rp.5.000 perkilogramnya. Namun saat ini harga melonjak naik mencapai Rp.8.000 hingga Rp.8.500 perkilogramnya.