Laporan Reporter Tribun Jogja, Mona Kriesdinar
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Ratusan calon penumpang maskapai penerbangan Batavia Air terlantar di Bandara Adisutjipto, pada Kamis (31/1) pagi ini. Mereka menunggu tanpa adanya kejelasan mengenai status penerbangan mereka.
"Saya sih inginnya refund saja, tapi gimana mau refund, petugasnya saja gak ada," jelas Indarto (25), calon penumpang tujuan Lampung.
Terkait kondisi itu, sejumlah penumpang sudah tampak emosi. Wajar saja, mereka sudah menunggu tanpa kejelasan selama hampir empat jam. Satu diantaranya diungkapkan Sony. Ia sudah datang ke bandara sejak jam lima pagi, lantaran jadwal check in pesawat tertera pada pukul 05.15.
"Mau seperti apapun kondisinya, harus mereka menemui kami, setidaknya untuk menenangkan para penumpang," ucapnya. Hingga pukul 08.30 pagi ini, para penumpang hanya pasrah sambil menunggu kejelasan.
Belum ada informasi resmi dari pihak maskapai terkait kondisi tersebut. Sementara para calon penumpang berharap segera ada kejelasan. Terlebih beberapa diantaranya sudah memiliki tiket.
Diberitakan sebelumnya, perusahaan penerbangan PT Metro Batavia (Batavia Air) menghadapi ujian berat lantaran digugat pailit oleh perusahaan penyewaan pesawat (leasing) ILFC atas utang 4,69 juta dollar AS yang berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat. Perjanjian tersebut dibuat pada Desember 2009 dan berlaku hingga Desember 2015. Namun, Desember 2012, Batavia Air belum juga membayar sewa dari tahun pertama.
Gugatan pailit pihak ILFC itu terjadi setelah Batavia Air batal diakuisisi oleh penerbangan asal Malaysia, AirAsia.
Selain ILFC, Batavia Air juga dilaporkan memiliki tagihan terhadap Sierra Leasing Limited yang juga berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat. Utang yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 tersebut dilaporkan sebesar 4,94 juta dollar AS. Dari dua kreditor ini saja, Batavia Air memiliki total utang jatuh tempo sebesar 9,63 juta dollar AS.
Pada Oktober 2012, melansir kajian dari OSK Research Sdn Bhd, Batavia Air disinyalir memiliki utang hingga 40 juta dollar AS. Bahkan, OSK Research menyatakan Batavia Air adalah perusahaan yang sakit dan rencana akuisisi AirAsia adalah hal yang tidak masuk akal.