Laporan Wartawan Tribun Jakarta, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah kebutuhan pangan mengalami lompatan harga. Harga bahan pangan di Indonesia bahkan dua kali lipat dari harga diluar negeri.
Daging misalnya, harganya berkisar Rp 80.000 - Rp 90.000 per kilogram. Begitupun dengan gula, kedelai, beras dan lainnya. Bahkan harga bawang putih dan bawang merah sempat menembus Rp 100.000 per kilogram.
Menanggapi tingginya lompatan harga tersebut, Ekonom Senior Dr Rizal Ramli meminta dua kementerian untuk bertanggung jawab. Dua kementerian tersebut adalah Kementerian Perdagangan dan Kemneterian Pertanian.
"Menteri Perdagangan harus mengumumkan secara transparan para kuota impor, besarnya kuota yang diterima, dan keuntungan yang mereka peroleh," ujar Rumah Perubahan, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2013).
Rizal menuturkan, Menteri Perdagangan juga harus menjelaskan mengapa harga pangan didalam negeri dua kali lebih mahal dibandingkan harga di luar negeri. "Yang tidak kalah pentingnya, Mendag juga harus mengganti sistem kuota yang merugikan negara dan rakyat, dengan sistem tarif yang lebih transparan dan efisien," katanya.
Sedangkan kepada Menteri Pertanian, bekas Menko Perekonomian itu minta agar Mentan segera mempertanggungjawabkan anggaran sektor pertanian dari tahun ke tahun yang terus naik. Namun kenaikan tersebut tidak diikuti dengan kenaikan produksi pangan.
Mentan juga harus mengumumkan rencana tiga tahunan agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan secara swasembada. Rencana swasembada itu harus disertai dengan target-target kuantitatif dan jadwal pencapaian yang jelas.
"Ganti para penyuluh pertanian yang bergaya birokrat dan politisi dengan petugas penyuluh pertanian profesional," ujar Rizal Ramli.
baca juga: