News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Menteri Kabinet SBY Lepas Tangan Soal Blok Mahakam

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri ESDM, Jero Eacik (kiri), dan Mantan Dirut PLN yang kini menjabat Meneg BUMN, Dahlan Iskan (kanan), saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2012). RDP yang juga dihadiri Ketua BP Migas, R Priyono, dan Dirut PLN, Nur Pamudji, meninta penjelasan dan verifikasi kepada mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, atas audit Badan Pemeriksa Keuangan, terkait temuan inefisiensi PLN sebesar Rp37 triliun. TRIBUN/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri ESDM Jero Wacik tak mau ambil pusing dengan keputusan pengelola Blok Mahakam yang baru. Jika sampai akhir tahun depan belum ada kepastian, maka Jero akan menyerahkan semua keputusannya kepada kabinet yang baru.

Jero menjelaskan, kontrak Total dan Inpex dalam mengelola Blok Mahakam baru habis pada 2017. Sedangkan, masa jabatannya sebagai Menteri ESDM habis pada 2014 mendatang. Dengan demikian, bukan kewenangan Jero lagi dalam memnutuskan siapa yang bakal mengelola Blok Mahakam.

"Dari pada kami pusing, mending pusingnya diberikan kepada kabinet yang baru nanti," ujar Jero Wacik di Komisi VII DPR, Rabu (10/4/2013).

Jero mengaku, hingga saat ini ia terus didesak oleh sejumlah pemangku kepentingan untuk menentukan apakah PT Pertamina (Persero) bisa mendapatkan saham 100 persen mengelola Blok Mahakam, atau harus bekerjasama dengan pihak asing.

"Ada desakan sejumlah kalangan menuntut keputusan Blok Mahakam tidak melebar dan menjustifikasi kabinet saat ini," ungkap Jero.

Jero pun menjelaskan, ia pernah membahas masalah pengelolaan Blok Mahakam dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dalam pembahasan tersebut, Jero dan Dahlan menganggap enteng masalah tersebut.

"Kami dianggap melakukan permainan untuk pengelolaan Blok Mahakam. Lebih baik kami sepakat untuk melempar urusan tersebut ke kabinet yang baru," ujarnya.

"Kami jadi lucu juga, sampai-sampai Pak Dahlan juga ingin sekali putuskan. Daripada dicurigai, lebih baik tunggu kabinet baru saja," papar Jero.

Saat ini Blok Mahakam dikelola perusahaan migas asal Perancis, Total EP Indonesie dengan kepemilikan hak partisipasi 50 persen. Sementara, sisanya dikuasai Inpex Corporation asal Jepang.

Kontrak kerja sama Inpex dengan Total untuk Blok Mahakam, akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. Kontrak pertama diteken 31 Maret 1967 dengan jangka waktu selama 30 tahun.

Pada 31 Maret 1997 diperpanjang lagi selama 20 tahun dan akan berakhir 30 Maret 2017. Tingkat produksi Mahakam saat ini adalah minyak sekitar 65.000 barel per hari dan gas bumi 1.700 MMSCFD.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini