News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadin: Pasar Bebas Asean Bukan Ancaman, Tetapi Peluang

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesiapan Indonesia untuk menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 mendatang masih dipertanyakan. Pasalnya hingga saat ini baik program pemerintah maupun dunia usaha belum terlihat adanya integrasi persiapan ke arah AEC secara spesifik.

Jika ditinjau dari dasar dan tujuan diberlakukannya, AEC merupakan realisasi dari keinginan yang tercantum dalam Visi 2020 untuk mengintegrasikan ekonomi negara-negara ASEAN dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi bersama.

Visi 2020 menyatakan, dalam melaksanakan AEC negara-negara anggota harus memegang teguh prinsip open market, outward looking dan market drive economy sesuai dengan ketentuan multilateral.

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mengatakan jika melihat tujuan dari AEC itu seharusnya memperkuat ekonomi ASEAN untuk menghadapi persaingan global.

"Dengan memberlakukan AEC, bisa diartikan ASEAN menginginkan agar ekonomi Asia Tenggara pada suatu saat akan terintegrasi ke dalam ekonomi global,” ujarnya, di Indonesia Banking Expo 2013 (IBEX), Jumat (24/5/2013).

Menurut Suryo, seharusnya dengan AEC bisa menjadikan Asean sebagai kawasan ekonomi yang besar dan kompetitif. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan agar dunia usaha nasional tetap optimistis dan tidak menjadikannya sebagai arena persaingan antar negara anggotanya.

Jika AEC sudah diberlakukan pada 2015 mendatang, maka akan terjadi free flow of goods, free flow of services, free flow of investment, free flow of capital dan free flow of skilled labor.

“Namun terserah pada masing-masing negara untuk mendapatkan kemanfaatan dari kebebasan tersebut dan kita harapkan dunia usaha nasional terus meningkatkan daya saing,” kata Suryo.

Berdasarkan data World Economy Forum (WEF), daya saing Indonesia berada di urutan 44 dunia pada 2010 kemudian menjadi peringkat 46 dunia pada 2011 dan tertinggal di posisi 4 kawasan Asean di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.

Suryo mengatakan, AEC sebagai model integrasi ekonomi kawasan berbeda dengan EEC (European Economic Community).

Integrasi model EEC dilakukan dengan menyerahkan keputusan pada lembaga-lembaga yang dibentuk untuk menangani permasalahan ekonomi Eropa. Artinya, dengan terbentuknya lembaga Eropa tersebut kedaulatan masing-masing negara untuk memutuskan menjadi berkurang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini