News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Risaukan Produsen Obat

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk ( KLBF), emiten pembuat obat, merisaukan pergerakan nilai tukar rupiah yang terus merosot pada belakangan ini. Pergerakan rupiah memengaruhi ketersediaan cadangan dollar karena stok bahan baku obat yang sebagian besar masih dipenuhi melalui diimpor.

Direktur Keuangan Kalbe, Vidjongtius, mengatakan nilai tukar rupiah yang stabil akan lebih diinginkan pelaku pasar ketimbang yang volatile. Ia mewanti-wanti volatilitas rupiah karena sekitar 95 persen bahan baku Kalbe masih berasal dari Impor.

"Ketidakstabilan itu yang membuat pelaku pasar gelisah, jadi akan lebih baik jika diangka Rp 10 ribu per dollar AS ketimbang naik terus karena sangat membahayakan jika naik terus," katanya di Jakarta, kemarin.

Ia bahkan mensimulasikan depresiasi rupiah sebesar 10 persen akan diiringi dengan kenaikan harga barang pokok sebesar 3,5 persen. Jika depresiasi sebesar 5 persen maka kenaikan harga barang pokok sebesar 1,75 persen. "Itu yang kita khawatirkan jika depresiasi berlanjut terus," katanya.

Namun, sejauh ini, ia menilai, pergerakan nilai rupiah yang masih bergejolak belum mengganggu kinerja bisnis perseroan. Dampak gejolak nilai rupiah hanya akan terasa dalam waktu 4-5 bulan kedepan.

"Dampaknya memang 4-5 bulan, kalau depresiasi terus berlanjut tidak menutup kemungkinan akan memengaruhi kinerja kami juga," katanya.

Maka dari itu, ia mengaku pihak perseroan masih memonitor pergerakan nilai tukar rupiah. Untuk mengantisipasinya perseroan juga sudah menaikan harga jual produknya dikisaran 2-3 persen pada awal tahun ini. Sehingga kenaikan bahan pokok tidak terlalu menggerus margin perusahaan.

"Selain itu kami juga mendiversifikasi bahan baku obat dari negara yang murah harganya, jadi supplynya kita manfaatkan, negara afrika menjadi sasaran impor kami pokoknya kita cari yang murah," katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini