TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ismed Hasan Putro, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengatakan pembangunan Waroeng Rajawali bertujuan untuk memberikan daging murah kepada masyarakat.
Pernyataan tersebut sekaligus membantah isu yang menyebutkan Waroeng Rajawali dibangun sebagai bentuk monopoli Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam setiap lini bisnis.
"Bagaimana ini disebut monopoli, wong kita saja hanya punya lima di Jakarta. Ini usaha kami untuk berikan daging murah kepada masyarakat," kata Ismed, Jumat (18/8/2013).
Ismed menuturkan, setiap gerai Waroeng Rajawali hanya akan menjual harga daging sapi Rp 70 ribu per Kilogram (Kg). Harga daging ini bisa menjadi alternatif ketika harga daging di pasaran membengkak menjadi Rp 100.000, seperti yang terjadi pada menjelang Ramadhan silam.
"Jadi ini alternatif karena komitmen kami untuk memberikan daging murah kepada masyarakat, selain itu ada produk BUMN lainnya seperti gula, kopi dan teh," tuturnya.
Mengenai persaingan usaha, Ismed juga mengaku tidak takut bersaing dengan retail swasta karena keunggulan yang dimilikinya. Keunggulannya meliputi aneka varian produk BUMN dan UMKM. Diharapkan Waroeng Rajawali akan mampu merebut hati masyarakat dengan adanya produk dalam negeri.
"Selain itu kami juga pertimbangan lokasi usaha, kami mempertimbangkan gerai kami dibangun di tempat strategis yang dapat dijangkau pembeli," tuturnya.