News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rencana Pulkam Karena Tiket Promo Malah Berantakan

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Terancam berantakannya anggota keluarga besar Al Oemar untuk melakukan reuni "Pulang Basamo" tidak lepas dari promo besar-besaran Tigerair Mandala untuk rute Jakarta-Padang pp.

Salah satu penggagas Pulang Basamo keluarga Al Oemar, Farida Arianti mengatakan, dalam sebuah pengajian ibu-ibu asal Padang di pengajian Chairunnisa Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut seorang mengatakan Tigerair Mandala sedang melakukan promo besar-besaran untuk rute Jakarta-Padang pp.

Promo Tigerair Mandala menyebutkan harga tiket sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu pergi pulang. Padahal harga sebesar itu, biasanya hanya untuk satu kali perjalanan saja.

Karena tertarik promo tersebut maka kelompok pengajian tersebut sepakat untuk bereuni bersama di Padang. Acara yang dinamakan "Pulang Basamo" ini akhirnya menyebar ke kelompok keluarga Oemar lainnya pada akhir Oktober mendatang hingga terkumpullah sebanyak 78 orang kelahiran Sumatera Barat yang telah bertahun-tahun tidak pulang bareng.

"Nah setelah empat kelompok sepakat, sebanyak 78 orang ikut "Pulang Basamo" dengan tiket promo itu. Ternyata tiket promo tersebut hangus, kami terancam batal laksanakan Pulang Basamo," ujar Farida.

Namun, maskapai tersebut menghentikan penerbangan Jakarta-Padang per 9 September. Padahal rencana mereka terbang ke Padang pada 22 Oktober. "Ini membuat kami khawatir karena rencana bakalan batal," tambahnya.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan mengatakan, dalam kasus ini regulator hanya bisa meminta kepada TigerAir Mandala untuk memberikan solusi yang tepat. Misalnya saja refund, atau pengalihan penerbangan oleh maskapai lain.

Namun bila hal itu tidak bisa diterima oleh calon penumpang, maka konsumen bisa membawa masalah ini ke pengadilan atau lembaga arbitrase lainnya. Hal ini juga pernah dilakukan oleh seorang penumpang yang dikecewakan oleh maskapai dan menggugatnya di pengadilan.

"Untuk kerugian immaterial, pemerintah tidak bisa campur tangan, karena sebaiknya diselesaikan secara bisnis atau kalau ada yang tidak puas silakan maju ke pengadilan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini