TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,25 persen sangat terasa ketika perdagangan valas pada akhir pekan. Pada penutupan sepekan, rupiah berhasil menguat 118 bps menjadi Rp 11.232.
Reza Priyambada, kepala Riset Trust Securities, mengatakan kenaikan BI rate membuat pelaku pasar percaya diri bahwa laju rupiah akan stabil dalam beberapa hari ke depan sehingga membuat mereka kembali masuk pasar.
"Dengan adanya kenaikan rupiah maka sentimen negatif dari pernyataan BI yang menurunkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,5-5,9 persen dari sebelumnya 5,8-6,2 persen tidak terlalu dihiraukan pelaku pasar," katanya, Senin (15/9/2013).
Jika setelah pengumuman kenaikan BI Rate, laju rupiah bergerak melemah namun pada akhir pekan justru laju rupiah bergerak menguat cukup signifikan.
Pada penutupan perdagangan kemarin, laju rupiah beriringan dengan laju bursa saham yang bergerak di zona hijaunya.
Dari sisi eksternal, penguatan rupiah juga dipicu pelemahan dollar as terhadap Yen Jepang. Pelemahan ini akibat sikap wait & see investor menjelang pertemuan Federal Office Metting Commite (FOMC) pada pekan depan yang akan membahas penghentian stimulus kepada negara berkembang.