TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meminta pemerintah menerapkan birokrasi satu pintu, untuk setiap investor yang ingin menanamkan modalnya dalam bidang energi terbarukan di Indonesia.
Sebab, selama ini investor merasa kesulitan dengan birokrasi yang diterapkan Pemerintah Indonesia dalam hal investasi.
Jika hal ini terus terjadi, maka sumber daya alam di Indonesia tidak akan bisa diolah, dan ekspor bahan baku bakal terus terjadi.
Kepala BPPT Marwan Azis Iskandar mengatakan masa depan energi terbarukan yang dimiliki Indonesia sangat menjanjikan.
Dengan demikian, pemerintah harus mengubah pola birokrasi yang membuat lambat perizinan, sehingga tidak menguntungkan Indonesia.
Menurut Marwan, sumber energi terbarukan yang dimiliki saat ini bervariasi. Dari semua energi terbarukan yang ada, yang paling dekat untuk bisa dieksploitasi adalah energi geothermal, biofuel, dan biodiesel.
Pemerintah harus bisa melihat peluang ini untuk mendatangkan investasi dari negara lain yang memiliki teknologi.
"Komitmen sudah ditunjukkan melalui terbitnya sejumlah peraturan pemerintah dan serangkaian kebijakan. Hanya satu hal yang perlu diatasi, yaitu masalah perizinan ataupun kewenangan investasi yang melalui beberapa instansi," kata Marwan, dalam diskusi rangkaian KTT APEC yang bertema 'Clean, Renewable, and Suistainable Use of Energy' di Hotel Ayodya, Nusa Dua, Bali, Selasa (1/10/2013).
Marwan menuturkan, melalui KTT APEC, Indonesia menginginkan ada sebuah kerja sama antar-negara anggota APEC, untuk mendorong penggunaan energi terbarukan.
"Kami menginginkan investasi yang menguntungkan," ungkapnya.
Marwan mencontohkan, selama ini Indonesia memiliki banyak sumber daya, tapi tidak memiliki teknologi yang memadai untuk mengolah sumber energi terbarukan.
"Atau, paling tidak mau investasi lebih dulu. Nah, yang kami inginkan birokrasi pengurusan investasi tidak menyusahkan dan hanya melalui satu pintu, sehingga sumber daya energi terbarukan bisa langsung cepat diolah," tuturnya.
Marwan menambahkan, sudah ada dua negara yang tertarik bekerja sama dengan Indonesia terkait energi terbarukan, yaitu Jepang dan Thailand.
Indonesia memang memiliki sumber daya alam sangat melimpah. Beberapa di antaranya bisa dikembangkan menjadi energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak, yang terus menurun dan menyusut.
Sejumlah negara masih mengandalkan minyak bumi, batu bara, dan gas alam untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energinya. Padahal, stok bahan bakar fosil sebagai sumber energi saat ini terus berkurang. Dalam banyak studi, Indonesia menyimpan ribuan energi terbarukan (renewable energy). (*)