News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kredit Macet Tinggi, Bank Sumut Copot Dua Direksi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Sumut

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Komisaris Utama Bank Sumut, Djaili Azwar mengakui nilai kredit bermasalah atau NPL bank yang diawasinya melonjak akibat kelemahan jajaran direksi.

Bahkan secara terbuka Kepala Inspektorat Pemprov Sumut itu, menyebut dua direksi Bank Sumut, Pelaksana Direktur Umum dan Kepatuhan M Yahya, dan Pelaksana Direktur Bisnis dan  Syariah Zenilhar ''tidak terpakai''.

Katanya, dua direksi sementara yang diperpanjang tugasnya, tidak merespons solusi yang diajukan Direksi Pemasaran, Ester Ginting.

"Memang lemah, kalau saya melihat direksi yang dua itu nggak terpakek. Mengapa nggak bisa dipakek? Setelah masuk Ester Ginting yang benar-benar profesional ingin merubah perbaikan NPL secara cepat. Ester ingin ada tenaga baru, misalnya diambil dari bank luar untuk membantu, tapi ini nggak direspons Yahya  dan Anil (Zenilhar)," kata Djaili, ditemui Tribun, di Kantor Gubernur Sumut, pekan lalu.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Sumut per Agustus 2013, NPL Bank Sumut sebesar Rp 665.307.206.000 yang terdiri dari kurang lancar sebesar Rp 77.447.313.000, diragukan sebesar Rp 57.074.944.000 dan macet sebesar Rp 530.784.948.000. Sehingga kredit macet Bank Sumut sudah mencapai mencapai 3,95 persen dari batas maksimal 5 persen.

Dari 35 kantor cabang, NPL terbesar di Kantor Cabang Syariah Tebingtinggi mencapai 9,89 persen dan Cabang Syariah Medan sebesar 9,21 persen. Sedangkan NPL Cabang Utama Medan sebesar 8,03 persen naik dari 7,41 persen dari Juli 2013. Sedangkan baki debet (kredit yang dilempar) sebesar Rp 16,8 triliun.

Djaili juga membantah pernyataan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Sumut Hidayatullah yang menyebut kenaikan kredit bermasalah Bank Sumut akibat kekosongan beberapa direksi.

"Oh enggak. Ketidaklengkapan direksi tidak berpengaruh terhadap itu. Saya lihat ini hanya kurang berpacu. Karena keputusan itu tetap saja harus diambil mereka secara bersama, minimal dua direksi, tapi mereka nggak merespons. Saya nggak tahu apa alasannya, apakah mereka merasa karena masuknya 'orang luar' jadi takut dipertontonkan kelemahannya," ujarnya sembari tertawa kecil.

Ester Ginting menjabat Direktur Pemasaran Bank Sumut setelah diputuskan dalam RUPS 28 Juni lalu. Sebelumnya Ester bekerja di beberapa bank swasta seperti Bank Danamon Branch dan Standar Charterd. Sedangkan Yahya dan Zenilhar sudah lama menjadi direksi Bank Sumut, sejak zaman Gus Irawan.

Djaili juga akan menagih action plan (rencana aksi) direksi  Bank Sumut menurunkan angka NPL sampai di bawah 3 persen hingga Desember mendatang.

"Kami akan undang direksi dan tanya 'mana action plan kalian. Harusnya kan punya target, misalnya bulan ini agunan dijual. Kalau tidak bisa terwujud, maka apa plan yang lain, plan B atau plan C. Bankir kan harus tahu yang begitu'. Kalau tidak ada juga, kami akan catat untuk dilaporkan ke BI bahwa mereka (direksi) tidak melakukan action plan," katanya.

Bahkan Djaili menarget akhir September ini direksi mesti punya target dalam perbaikan angka kredit bermasalah tersebut. ''Akhir September ini tidak juga membaik NPL-nya, kami akan lebih keras dalam menjalankan pengawasan ini," katanya. (Fer)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini