TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan pekan ini di angka 4.316, atau menurun 107.543 bps, dipengaruhi perkembangan berita di Amerika Serikat (AS).
"Investor global masih dilanda kekhawatiran yang meningkat, bahwa susahnya mencapai kesepakatan anggaran akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi AS," kata Purwoko Sartono, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk di Jakarta, Selasa (1/10/2013)
Kegagalan tercapainya kesepakatan, lanjutnya, akan menyebabkan penurunan rating Pemerintah AS. Akibatnya adalah ketidakstabilan ekonomi, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Q4/13 bisa terpangkas sekitar 1,4 persen.
Selain itu, ada data consumer confidence September yang turun ke level terendah selama lima bulan terakhir yakni 77,5, di bawah level konsensus yang sebesar 78. Ini terjadi seiring penduduk AS yang memandang akan adanya pelemahan ekonomi.
"Itu dari faktor eksternal. Sementara, hari ini investor tampaknya masih wait and see terkait data inflasi neraca perdagangan yang akan diumumkan hari ini. Hari ini, IHSG diperkirakan berada pada kisaran support-resistance 4.230-4.360," tuturnya.
Sementara, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, juga melihat pelaku pasar kian melihat potensi terjadinya kebuntuan pembahasan anggaran di Parlemen AS.
Potensi ini semakin menambah sentimen negatif dan memicu kondisi sell off, yang tentunya berimbas negatif pada pergerakan indeks saham Asia.
Sentimen potensi deadlock-nya pembahasan ekonomi AS, juga turut memengaruhi kondisi bursa saham Eropa yang memerpanjang pelemahannya hingga kini.
Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati situasi politik di Italia pasca-Silvio Berlusconi melalui partai politiknya, menarik dukungannya dari PM Italia saat ini, Enrico Letta.
"Pada perdagangan Selasa (1/10/2013) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.275-4.305 dan resistance 4.410-4.418," jelasnya. (*)