TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negara kepulauan dengan 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 104 ribu kilometer atau terpanjang kedua di dunia, potensi kelautan Indonesia sangat besar.
Diperkirakan, potensi ekonomi di sektor kelautan, baik yang berhubungan dengan sumber daya alam dan pelayanan maritim nilainya mencapai lebih 1,2 triliun dollar AS per tahun.
“Saat ini dan di masa depan sektor kelautan dan perikanan semakin memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong perekonomian Indonesia," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjodi Hote Ayodya, Nusa Dua Bali, Sabtu (5/10/2013).
Pertumbuhan ekonomi kelautan juga sangat positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II 2013 sektor kelautan dan perikanan tumbuh 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Tingkat pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,81 persen.
"Sejak strategi industrialisasi perikanan mulai dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitasnya terus meningkat," ungkap Sharif.
Menurut Sharif, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar. Bahkan sejak berabad-abad lalu, lautan Indonesia dan selat-selatnya merupakan alur transportasi internasional yang ramai, menghubungkan antara Benua Asia, pantai Barat Amerika dan Benua Eropa. Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang.
Tiga lempeng tektonik bertemu di wilayah Nusantara, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan lempeng Pasifik secara bersamaan, keadaan ini merupakan prasyarat pembentukan sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas bumi di darat maupun laut Indonesia.
“Potensi ini menunjukkan laut Indonesia pada dasarnya menyimpan berbagai sumberdaya alam yang dapat dijadikan modal dasar dalam rangka pembangunan nasional,” jelasnya.