TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi kelautan.
Kerja sama sudah diimplementasikan melalui program Indonesia Marine and Climate Support (IMACS), bantuan hibah AS melalui USAID.
Kerja sama kedua negara ini, sekarang semakin meluas di berbagai sektor. Di antaranya penanggulangan kerusakan lingkungan dan penanganan bencana alam. Termasuk, kerja sama dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan dan adaptasi perubahan iklim.
“Dari kunjungan Menlu AS, juga disinggung mengenai rencana bantuan AS dalam pengolahan data. Terutama, data tentang potensi ikan dan perubahan cuaca, sehingga memudahkan nelayan untuk menangkap ikan dengan efektif,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Cicip Sharif Sutardjo, Minggu (6/10/2013).
Sharif menjelaskan, kunjungan Menlu AS John F Kerry, sekaligus menjadi upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama kemitraan strategis di bidang kelautan dan perikanan dengan AS.
Apalagi, melalui Asian Pacific Economic Community (APEC), Indonesia dan AS sepakat meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang, melalui optimalisasi pertemuan Komisi Bersama.
Hubungan RI-AS dalam beberapa tahun terakhir, telah menunjukkan indikasi yang semakin positif, ditandai dengan meningkatnya neraca perdagangan bilateral dalam dua tahun terakhir. Neraca perdagangan tertinggi tercatat pada 2011, dengan nilai 26,5 miliar dolar AS.
“Kerja sama APEC menjadi momen penting untuk menunjukkan sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi prime mover pembangunan nasional,” tuturnya.
Sharif menambahkan, kedua negara sepakat memandang pentingnya optimalisasi dalam pemanfaatan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang berkesinambungan. Termasuk, menjaga kelestariannya, yang sangat erat hubungannya dengan ketahanan pangan.
KKP telah melakukan kebijakan sebagai upaya meningkatkan produktivitas sumber daya kelautan dan perikanan melalui industrialisasi, dengan strategi pengembangan berbasis pasar.
“Untuk itu, KKP melakukan penerapan konsep Blue Economy, dengan tujuan memerkuat pengelolaan potensi kelautan secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan,” papar Sharif. (*)