TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perilaku belanja online konsumen Indonesia ternyata unik. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2012 mengungkap pengguna internet di Tanah Air lebih memilih transaksi konvensional yang memerlukan pertemuan langsung.
Ini bertolak belakang dengan kenyataan akan lebih mudah bagi mereka bertransaksi secara online. Hal yang mereka cemaskan adalah adanya unsur penipuan saat melakukan transaksi online.
“Di Indonesia, konsumen Indonesia umumnya merasa takut bertransaksi online menggunakan kartu kredit karena cemas data kartu kredit mereka disalahgunakan," kata Agus Tjandra, CEO sekaligus founder Lojai.com kepada Tribunnews, Jumat (11/10/2013).
Namun hal ini sebenarnya bisa diminimalkan jika mereka berbelanja di tempat tepercaya yang menjalin kerja sama resmi dengan institusi keuangan yang solid.
"Untuk itulah Lojai.com selalu memastikan transaksi online yang dilakukan konsumen terlindungi dengan berkolaborasi dengan sejumlah bank penerbit kartu kredit yang memiliki reputasi sudah teruji,” kata Agus.
Data APJII tahun 2012 menunjukkan bahwa pertumbuhan pengguna internet di Tanah Air meningkat stabil. Pada 2012, penetrasi pengunaan internet di area urban di Indonesia mencapai 24,23 persen.
Ini berimplikasi pada potensi yang luar biasa, khususnya jika dibandingkan dengan populasi yang mencapai 260 juta jiwa (BPS, 2012). Angka ini juga jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pengguna internet di negara-negara tetangga, termasuk Asia Tenggara dan Australia.
“Persaingan e-Commerce di Indonesia saat sangat ketat dengan bertumbuhnya pemain baru. Namun ini hal yang baik, karena dengan banyaknya persaingan akan membuat dunia e-Commerce di Indonesia bertumbuh dan lebih inovatif,” tandas Agus. (Eko Sutriyanto)