News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Dia 13 Konglomerat Baru Indonesia Data Akhir Tahun 2012

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

elina Yulianti (Marketing Director Alfamart) dan Djoko Susanto (Chairman Alfamart) berpose usai menerima penghargaan Indonesia Best Brand Award (IBBA) dan Indonesia Best Brand Builder (IBBB) 2012 di Hotel Grand Melia Jakarta (20/9).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Konglomerat Indonesia yang baru saat ini tampaknya tak lepas dari bisnis pertambangan, telekomunikasi, ritel, dan media serta penerbangan.

Demikian ungkap Dr Yuri Sato, Dirjen IDE-Jetro yang juga ahli Indonesia itu, khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (24/10/2013).

Sebanyak 13 konglomerat baru Indonesia saat ini diungkapkan Sato per data akhir tahun 2012. Demikian pula data per tahun 2011 dengan tanda () di belakang angka peringkat tahun 2012 tersebut.

8. (11) (CT) Para (Chairul Tanjung)
13. (21) Sumber Alfaria (Djoko Susanto)
26. (20) Bayan Resources (Dato Low Tuck Kwong)
30. (36) Trikomsel (Sugiono Wiyono Sugialam)
32. (32) Bhakti Investama (Hary Tanoesoedibjo)
35. (31) Darmex Agro (Surya Darmadi)
36. (34) Harum Energi (Kiki Barki)
37. (28) Lion Air (Rusdi Kirana)
38. (-) Harita (Lim Hariyanto)
40. (37) TiPhone Mobile (Henky Setiawan)
43. (74) Sugar  (Makind) (Gunawan Yusuf)
50. (44) Borneo Rumpun (Samin Tan)
73. (-) Sriwijaya Air (Chandra Lie)

Berdasarkan peringkat majalah Forbes, Satu juga melihat peningkatan yang baik perusahaan Indonesia masuk dalam daftar kekayaan dibandingkan perusahaan lain di dunia. Data Forbes memperlihatkan per akhir tahun 2012 ada 11 perusahaan raksasa Indonesia beserta 446 BUMN di Indonesia sehingga peringkat Indonesia menduduki peringkat ke-16 dari GDP negara yang bersangkutan.

Namun apabila melihat perusahaan swasta saja, kekayaan Indonesia masih lebih kecil dibandingkan Korea yang memiliki 64 perusahaan swasta sehingga menguasai peringkat ke-15 dari GDP mereka. Atau pun India yang memiliki 56 perusahaan swasta dan di peringkat ke-10 dari GDP negaranya.

Dengan globalisasi dan perdagangan bebas saat ini akan semakin banyak lagi perusahaan Indonesia tampaknya bekerjasama dengan perusahaan asing dan nilai investasi yang membesar di Indonesia dari asing di Indonesia, tetapi juga   nilai aset asli perusahaan Indonesia itu sendiri apakah bisa membesar pula, menjadi pertanyaan bagi masa depan perekonomian di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini