Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang rilis BI rate, nilai mata uang rupiah juga kian melemah. Pelemahan rupiah
didukung dengan data-data positif dari AS yang mensinyalkan perbaikan stimulus dan pencabutan tappering off dengan
cepat.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, menuturkan penguatan mata uang dollar AS menguat setelah rilis
kenaikan non-farm payrolls yang diikuti dengan stabilnya rilis personal income.
Rilis itu memberikan harapan bahwa pasar tenaga kerja dapat bertahan di tengah pengurangan stimulus The Fed.
"Data positif dari AS melemahkan rupiah, rupiah menurun jadi Rp 11.486 per dollar AS dari sebelumnya di Rp 11.404.
Kami perkirakan pada hari ini rupiah di bawah target support Rp 11.418, Rp 11.518-11.456 (kurs tengah BI)," kata
Reza di Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Pelaku pasar juga menantikan pidato dari Kepala The Fed Minneapollis, dan Atlanta untuk menyampaikan pandangannya
terhadap perekonomian AS.
"Dengan menghubungkannya dengan rilis data-data AS akhir-akhir ini, pelaku pasar berspekulasi pidato tersebut akan
mendukung percepatan pengurangan stimulus AS," katanya.
Selain sentimen luar negeri rilis BI rate juga akan memengaruhi pergerakan indeks. Diperkirakan investor masih
wait and see menanti pergerakan bunga terkait dengan dikeluarkannya BI rate.