News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Investor Melepas Saham Sensitif BI Rate

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pialang mengamati pergerakan indeks bursa saham di Mandiri Sekuritas Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2013).Setelah menguat 3 hari berturut-turut hingga kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,66% ke level 4.389,35 pada perdagangan hari ini. Pelemahan indeks terjadi sejalan dengan pergerakan bursa global dan regional yang juga negatif. Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.373,01-4.412,17. Dari 480 saham yang diperdagangkan, sebanyak 69 saham menguat, 162 saham melemah, dan 249 saham stagnan. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Branch Manager First Asia Capital Pontianak, Yangpi mengatakan, perdagangan IHSG pada Rabu (13/11/2013) diperkirakan masih akan bergerak di teritori negatif menyusul meningkatnya risiko pasar dan minimnya faktor positif penggerak pasar.

"IHSG akan bergerak dengan support d1 4315 dan resisten di 4410," prediksinya.

Menurut Yangpi, tekanan jual kembali mendominasi perdagangan saham kemarin. Pelaku pasar melepas saham-saham sektoral terutama yang sensitif terhadap interest rate menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan tingkat bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 bp menjadi 7,5 persen.

"Kenaikan tingkat bunga ini merupakan respon bank sentral menyusul tren pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS yang terus berlanjut dimana kemarin mencapai Rp 11.600," ujarnya.

IHSG kembali bergerak di bawah level 4.400, ditutup terkoreksi 61 poin atau 1,37 persen di 4.380,640. Dana asing kembali keluar dari pasar saham dimana kemarin mencatatkan nilai penjualan bersih hingga Rp 463,3 miliar. Sepanjang tahun ini penjualan bersih asing di pasar saham telah mencapai Rp 14,55 triliun atau setara dengan 1,26 miliar dollar AS.

"Kenaikan tingkat bunga acuan tersebut akan meningkatkan biaya dana emiten sektoral sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan pendapatan maupun labanya. Namun diperkirakan tingkat BI Rate saat ini sudah memiliki ruang terbatas untuk naik," jelasnya.

Yangpi menambahkan, koreksi pasar yang terjadi bisa dimanfaatkan untuk mengakumulasi saham-saham sektoral yang memiliki posisi kas cukup kuat, utang yang minim dan tidak mengandalkan penjualan melalui kredit. Sektor infrastruktur, perdagangan ritel, barang konsumsi relatif kuat di tengah meningkatnya risiko daya beli dan pergerakan tingkat bunga. (sgt)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini